Israel kembali melakukan serangan udara di wilayah tengah dan selatan pada Jumat (7/6) sehingga mengakibatkan sedikitnya 28 warga Palestina tewas. Di sisi lain, pasukan tank Israel terus merangsek ke tepi barat Rafah.
Mediator Qatar dan Mesir yang didukung AS mencoba untuk merekonsiliasi tuntutan yang saling bertentangan untuk mencegah penghentian permusuhan, pembebasan sandera Israel dan warga Palestina yang dipenjara di Israel, dan aliran bantuan tanpa batas ke Gaza untuk meringankan bencana kemanusiaan. Namun sumber yang dekat dengan perundingan tersebut mengatakan masih belum ada tanda-tanda terobosan terkait perundingan itu.
Sebulan setelah serangan terjadi di Rafah yang menurut Israel merupakan serangan untuk memusnahkan unit tempur Hamas yang masih utuh, pasukan yang dipimpin tank telah maju ke pinggiran barat daya kota yang berbatasan dengan Jalur Gaza dengan Mesir, kata warga.
Mereka mengungkapkan bahwa tank-tank berada di daerah al-Izba yang berdekatan dengan pantai Mediterania, sementara penembak jitu menguasai beberapa bangunan dan posisi dataran tinggi, memaksa penduduk tidak dapat keluar dari rumah mereka. Mereka melaporkan bahwa tembakan senapan mesin dari pihak Israel telah membuat kondisi di luar rumah terlalu berbahaya bagi mereka untuk keluar.
Pejabat kesehatan Gaza mengatakan dua warga Palestina tewas dan beberapa lainnya terluka di Rafah barat akibat penembakan tank di sana. Di Gaza tengah, petugas medis Palestina mengatakan pengeboman Israel menewaskan sedikitnya 15 orang tewas dalam semalam.
“Saya pikir pasukan pendudukan berusaha mencapai daerah pantai Rafah. Penggerebekan dan pemboman semalam bersifat taktis, mereka masuk dengan tembakan keras dan kemudian mundur,” kata seorang warga Palestina kepada Reuters melalui aplikasi obrolan.
Di Gaza utara, tiga warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel terhadap gedung sekolah di Kota Gaza yang menampung keluarga-keluarga pengungsi, kata petugas penyelamat.
Militer Israel mengatakan pihaknya menargetkan orang-orang bersenjata Hamas yang beroperasi dari sebuah kontainer di dalam gedung sekolah, mirip dengan penjelasannya atas serangan udara terhadap gedung sekolah PBB di al-Nuseirat di Gaza tengah pada Kamis yang menurut petugas medis menewaskan 40 orang termasuk 14 anak-anak. Sekitar 6.000 pengungsi berlindung di lokasi itu, kata PBB.
BACA JUGA: Sekjen PBB Masukkan Israel dan Hamas dalam Daftar Pelanggaran terhadap Anak-anakMiliter Israel telah mempublikasikan identitas 17 anggota Hamas yang disembunyikan di kompleks tersebut dan tewas dalam serangan pada Kamis.
Hamas menolak pernyataan Israel bahwa sekolah tersebut menyembunyikan pos komando Hamas.
Militer Israel menyalahkan Hamas atas tingginya angka kematian warga sipil di Gaza, dan menuduh mereka beroperasi di lingkungan padat penduduk, sekolah dan rumah sakit sebagai perlindungan. Namun hal ini dibantah oleh Hamas. Para pejabat PBB dan lembaga kemanusiaan menuduh Israel menggunakan kekuatan yang tidak proporsional dalam perang tersebut, tetapi mereka membantahnya. Hamas menuduh Israel sengaja menargetkan lokasi sipil, yang juga dibantah Israel.
Blinken Dukung Gencatan Senjata
Israel telah mengesampingkan perdamaian sampai Hamas dibasmi, dan sebagian besar wilayah Gaza berada dalam reruntuhan. Namun Hamas terbukti tangguh, para militan muncul kembali untuk berperang di daerah-daerah di mana pasukan Israel sebelumnya menyatakan berhasil mengalahkan mereka dan mundur.
Hamas memicu perang ketika menyerang Israel pada 7 Oktober 2023 dan menewaskan sekitar 1.200 orang. Kelompok itu disebut juga menyandera lebih dari 250 orang kembali ke daerah kantong tersebut, menurut penghitungan Israel.
Invasi dan pengeboman Israel ke Gaza sejak saat itu menewaskan sedikitnya 36.731 orang, termasuk 77 orang dalam 24 jam terakhir, kata Kementerian Kesehatan Gaza dalam laporan terbarunya pada Jumat. Ribuan orang lainnya dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan, dan sebagian besar dari 2,3 juta penduduknya mengungsi.
Sejak gencatan senjata singkat selama seminggu pada November, upaya berulang kali untuk mengatur gencatan senjata telah gagal, dengan Hamas bersikeras untuk mengakhiri perang secara permanen dan penarikan penuh Israel dari Gaza.
BACA JUGA: Pasukan Israel Tingkatkan Pengeboman di RafahMenteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan kembali ke Timur Tengah minggu depan, sebagai bagian dari dorongan Washington agar Israel dan kelompok militan Palestina Hamas menerima proposal gencatan senjata yang diajukan pekan lalu oleh Presiden AS Joe Biden.
Israel mengatakan pihaknya siap untuk membahas penghentian sementara konflik sampai kelompok militan Islam dilenyapkan dan Gaza tidak lagi menimbulkan ancaman keamanan. Hamas menguasai wilayah kantong sempit dan miskin di Gaza sejak 2007. [ah/ft]