Organisasi Pemantau HAM Suriah melaporkan pasukan Kurdi telah merebut kembali kota perbatasan Kobani, memukul mundur militan Negara Islam atau ISIS setelah pertempuran empat bulan.
Kelompok pemantau yang berbasis di Inggris itu mengatakan pejuang Kurdi, yang didukung oleh serangan udara pimpinan Amerika, hampir mengusir seluruh militan itu dari daerah perbatasan dengan Turki.
Pertempuran dari jalan ke jalan membuat kota Kobani ditinggalkan oleh hampir seluruh warga sipil sejak ISIS mulai serangan pada bulan September.
Militer Amerika memfokuskan hampir semua serangan udara koalisi di Suriah pada Kobani dari hari Minggu hingga Senin. Tujuh belas serangan menarget satuan-satuan taktis ISIS dan posisi-posisi pertempuran di kota itu.
Setelah hampir empat tahun perang saudara, Suriah menghadapi konflik internal kedua sementara kelompok ISIS menguasai wilayah di utara dan timur negara itu dalam tahun belakangan.
Rusia menjadi tuan rumah delegasi Suriah untuk pembicaraan hari Senin di Moskow sebagai bagian dari upaya meluncurkan kembali pembicaraan damai substantif dan mencari resolusi politik bagi perang saudara itu. Para pejabat mengatakan tujuan pembicaraan empat hari itu untuk meletakkan dasar bagi konferensi perdamaian baru seperti dua putaran perundingan yang ditengahi PBB tahun lalu di Jenewa. Pembicaraan-pembicaraan itu tidak banyak mencapai kemajuan.
Harapan akan hasil pertemuan Moskow itu rendah di tengah boikot pihak oposisi utama yang didukung Barat dan pertanyaan tentang bagaimana merundingkan kesepakatan di antara kelompok-kelompok yang beragam yang kini memerangi pemerintah.
Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan hari Senin oleh jurnal Foreign Affairs yang berbasis di Amerika, Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan “Setiap perang berakhir dengan solusi politik,” tetapi diskusi harus dengan oposisi Suriah yang sebenarnya dan bukan “boneka” yang dikendalikan oleh Qatar, Arab Saudi atau negara-negara Barat.
Pasukan Kurdi berhasil merebut kembali kota Kobani di Suriah, memukul mundur militan ISIS setelah pertempuran selama empat bulan.