Paus Fransiskus hari Rabu (17/1) memimpin Misa di Temuco, kota di Chile yang merupakan pusat konflik dengan penduduk asli selama ratusan tahun mengenai lahan yang direbut dari mereka pada awal abad ke-20. Itu adalah wilayah yang menurut Paus lokasi "pelanggaran berat hak asasi."
Setelah memimpin sekitar 150 ribu orang dalam doa diam, Paus Fransiskus mengatakan keindahan alam wilayah Araucania di Chile tengah diberkati oleh Tuhan dan dikutuk oleh manusia.
Misa diadakan di Pangkalan Udara Maquehue, yang dibangun di atas lahan yang disita dari orang-orang Mapuche dan digunakan sebagai pusat penahanan semasa kediktatoran Jenderal Augusto Pinochet tahun 1973-1990.
Konflik yang telah berlangsung lama di wilayah Araucania itu kadang-kadang meletus dalam kekerasan, seperti terjadi beberapa jam sebelum Paus menggelar Misa ketika sekolah dan gereja di dekatnya di kota Collipulli sebagian dibakar. Pekan lalu, 10 gereja Katolik dilempari bom api, terutama di wilayah Araucania, di mana sekitar 1 juta penduduk Chile keturunan etnis Mapuche tinggal.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas tindak kekerasan itu, dan belum dilakukan penangkapan, tetapi aktivis Mapuche telah membakar gereja dalam beberapa tahun ini untuk menyampaikan perjuangan mereka.
Kepada wartawan di lokasi kebakaran hari Rabu, Jaksa Enrique Vasquez mengatakan, penyidik menemukan tanda dan pamflet yang meminta pembebasan orang-orang Mapuche yang ditahan.
Paus mendesak orang-orang Mapuche agar menolak kekerasan. Ia juga meminta pemerintah Chile, tidak hanya merundingkan kesepakatan dengan masyarakat etnis tetapi benar-benar menerapkannya. [ka/al]