Paus Fransiskus menyerukan larangan global senjata nuklir hari Minggu (9/8) ketika Jepang memperingati ulang tahun ke-70 serangan bom atom Amerika di Nagasaki beberapa hari sebelum Perang Dunia II berakhir.
Paus mengatakan kenangan tentang bom atom Hiroshima dan Nagasaki pada awal Agustus 1945 tetap menjadi peringatan bagi perlunya perlucutan senjata nuklir.
"Walaupun sudah lama terjadi, peristiwa tragis itu masih menimbulkan perasaan ngeri dan kemarahan," kata Paus di Roma. "Peristiwa itu menjadi simbol kekuatan tidak terbatas pemusnah buatan manusia itu, jika kemajuan sains dan teknologi disalahgunakan. Ini tetap menjadi peringatan bagi umat manusia untuk selalu menolak perang dan melarang senjata nuklir serta segala bentuk senjata pemusnah massal lainnya."
Paus Fransiskus mengatakan berharap akan ada "sebuah kesepakatan" yang, "menolak perang, menolak kekerasan, dukung dialog, dan dukung perdamaian. Dengan berperang kita tidak akan menang.”
Lonceng-lonceng berdentang dan puluhan ribu orang di Jepang mengheningkan cipta selama satu menit hari Minggu untuk memperingati serangan bom atom atas Nagasaki yang menewaskan 74 ribu orang, tiga hari setelah peringatan serupa untuk mengingat serangan bom atom di Hiroshima yang merenggut kira-kira140 ribu jiwa.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe meletakkan karangan bunga dalam upacara di Nagasaki, yang dihadiri perwakilan dari 75 negara, termasuk Duta Besar AS Caroline Kennedy.
"Sebagai satu-satunya negara yang diserang dengan bom atom dalam perang," PM Abe mengatakan, "Saya menekankan kembali tekad kami untuk memimpin upaya global bagi perlucutan senjata nuklir, menciptakan dunia tanpa senjata tersebut."
Ada sembilan negara di dunia yang diketahui memiliki senjata nuklir, Amerika, Rusia, China, Israel, Perancis, Inggris, Korea Utara, Pakistan dan India. (zb/ii)
Paus Fransiskus menyerukan larangan global senjata nuklir saat peringatan HUT ke-70 serangan bom atom AS atas Nagasaki, hari Minggu (9/8).