PBB dan badan-badan bantuan mitranya di Afghanistan mengatakan pada hari Selasa (7/11), mereka sangat memerlukan dana untuk memberikan bantuan “pasca kedatangan” ratusan keluarga Afghanistan yang kembali dari negara tetangga Pakistan setiap hari untuk menghindari penangkapan dan deportasi.
“Lebih dari 60% pendatang adalah anak-anak,” kata badan koordinasi kemanusiaan PBB dalam sebuah pernyataan. Kondisi mereka sangat memprihatinkan. Banyak dari mereka yang melakukan perjalanan berhari-hari, tidak tahu harus kembali ke mana dan terdampar di perbatasan.
Badan PBB mengeluarkan pernyataan di X, sehari setelah pemimpin badan itu, Daniel Endres, mengunjungi perbatasan Torkham antara Afghanistan dan Pakistan untuk bertemu dengan warga yang kembali dan menilai situasi di sana.
Pada awal Oktober pemerintah Pakistan memerintahkan deportasi bagi semua orang asing tanpa dokumen resmi, termasuk 1,7 juta warga Afghanistan. Pakistan memperingatkan, mereka yang tetap berada di negara itu setelah tanggal 1 November akan ditangkap dan diusir ke negara asal mereka.
BACA JUGA: Warga Afghanistan yang Melarikan Diri dari Pakistan Kekurangan Air, Makanan, dan Tempat BerlindungLebih dari 200.000 orang kini pulang ke Afghanistan, dan jumlahnya terus meningkat dari hari ke hari, menurut pemerintah Taliban di sana. Warga Afghanistan juga menggunakan perbatasan Chaman di Pakistan barat daya untuk jalan kembali ke rumah mereka.
Taliban membangun kamp sementara di sisi perbatasan untuk tempat berlindung, menyediakan makanan, layanan kesehatan, dan lainnya bagi keluarga yang kembali.
Komite Penyelamatan Internasional (IRC) mengatakan pada hari Selasa, “kebutuhan di Torkham sangat besar,” dan dengan ratusan keluarga
yang datang setiap hari, jumlah mereka akan terus bertambah. Diperkirakan orang-orang akan terus berdatangan dalam enam bulan ke depan, kata Naseeb Mashal, koordinator senior IRC Afghanistan. [ps/ka]