PBB, Badan Internasional Tingkatkan Upaya Kemanusiaan di Kepulauan Bahama pasca Dorian

Permukiman warga di Kepulauan Bahamas hancur setelah dilanda badai Dorian pekan lalu (foto: dok).

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan badan-badan bantuan internasional meningkatkan upaya kemanusiaan ketika semakin banyak daerah yang sebelumnya disapu badai Dorian di Kepulauan Bahama, mulai dapat diakses. Badan Kesehatan Dunia WHO mengirim tiga tim medis darurat untuk mengatasi meningkatnya kebutuhan medis akibat badai itu.

Dua tim medis darurat tiba di Kepulauan Bahama Jumat lalu (6/9) dan yang ketiga tiba hari Sabtu (7/9). Sementara operasi pencarian dan penyelamatan jiwa berlangsung, WHO memusatkan perhatian pada perawatan klinis untuk menyelamatkan nyawa penyintas badai.

Manajer Inisiatif Tim Medis Darurat di WHO, Ian Norton, mengatakan rumah sakit di kota Freeport, Grand Bahama, telah dibanjiri dengan air yang terkontaminasi limbah. Untuk sementara fungsi rumah sakit itu dialihkan ke rumah sakit lapangan. Ditambahkannya, klinik lain di kepulauan itu juga telah rusak atau hancur.

Meskipun Norton memperkirakan jumlah korban tewas saat ini mencapai sedikitnya 43 orang, ia mengatakan tidak memperkirakan akan banyak korban luka-luka.

“Sayangnya, kami melihat banyak orang yang tenggelam dan kehilangan nyawa, atau bertahan hidup. Tetapi kami tidak melihat korban yang luka-luka, dan akhirnya memang tidak banyak korban luka-luka. Yang kami lihat adalah kebutuhan terkait latar belakang kesehatan, terutama di Bahama. Tiga belas persen warga menderita diabetes. Kami juga melihat banyak penyakit ginjal di negara-negara Pasifik dan Karibia, dan pasien-pasien itu membutuhkan perhatian khusus kami,” ungkap Norton.

Keprihatinan lain, ujar Norton, adalah wabah yang ditularkan oleh serangga dan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk karena banjir yang tergenang mulai menjadi tempat berkembang biak nyamuk.

Ketika jumlah korban tewas meningkat, Norton mengatakan kepada VOA, manajemen mayat menjadi semakin penting. Ada protokol dan prosedur khusus penanganan mayat yang harus dipatuhi.

“Mayat tidak menimbulkan berjangkitnya penyakit. Mayat tidak menimbulkan penyakit. Ada cara-cara yang pantas dan sesuai budaya untuk mengelola mayat, dan kita perlu fokus akan hal itu. Jangan mulai menyebarkan desas-desus bahwa tumpukan mayat akan menyebabkan penyakit pada warga yang ada. Ini tidak akan terjadi,” imbuhnya.

Sebelum disapu badai Dorian yang berkecepatan 300 kilometer per jam pekan lalu, Pan American Health Organization yang terkait WHO telah mengirim sejumlah pakar air dan sanitasi, juga layanan kesehatan, ke kepulauan itu. Sejumlah pakar logistik, pemantauan penyakit, dan koordinasi kebutuhan juga sudah berada di lapangan untuk membantu upaya bantuan. (em/jm)