PBB Desak Aksi Akhiri Kekerasan Terhadap Rohingya

Tiga perempuan penyintas kekerasan di Rakhine beberapa jam setelah mereka tiba di Bangladesh, 28 Agustus 2017.

Utusan PBB urusan Kekerasan Seksual dalam Kawasan Konflik mendesak Dewan Keamanan untuk segera menghentikan kekerasan terhadap warga sipil di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, yang telah mengakibatkan lebih dari 626.000 orang Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh sejak Agustus.

"Saya mendesak badan ini untuk melakukan segalanya, untuk mengakhiri kekejaman, menjamin tersangka pelaku kekerasan seksual dan lainnya dibawa ke pengadilan, dan untuk menciptakan kondisi bagi masa depan yang aman dan bermartabat bagi para korban yang selamat," kata Pramila Patten kepada Dewan Keamanan.

Dia juga mendesak para anggota dewan untuk melihat langsung situasi di Myanmar dan di kamp-kamp pengungsi di Cox's Bazaar di Bangladesh.

Patten mengatakan bahwa pihak berwenang Myanmar telah mengundang dia untuk mengunjungi Naypyidaw dan Yangon akhir pekan ini, mulai14 Desember sampai 16 Desember. Dia berencana untuk bertemu dengan pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi, dan juga para pejabat militer dan keamanan.

Dia tidak mengatakan apakah dia akan diperbolehkan pergi ke Negara Bagian Rakhine, sumber arus pengungsitersebut. Ada banyak laporan dan foto-foto satelit tentang desa-desa yang dibakar militer Myanmar dan pembunuhan serta teror terhadap kelompok minoritas Rohingya di sana, setelah kelompok militan melancarkan serangan maut terhadap pasukan keamanan pada Agustus. [sp/ii]