Kepala Komisi HAM PBB Zeid Ra’ad al-Hussein menyerukan pada Amerika supaya mengambil langkah-langkah pengawasan senjata api yang lebih keras. Zeid mengatakan, mudahnya memperoleh senjata telah memperkecil jarak antara “rasa kemarahan yang tinggi” dengan “tindakan-tindakan yang mengakibatkan kematian.”
Dalam pernyataan yang dikeluarkan hari Selasa (14/6), Zeid mengecam apa yang disebutnya “propaganda pro-senjata yang tidak bertanggung-jawab” di Amerika, dan bertanya, berapa banyak lagi pembunuhan massal yang harus terjadi sampai para anggota Kongres mau mengambil tindakan tegas.
“Masyarakat, khususnya kelompok minoritas yang sekarang saja sudah mengalami tindakan berdasarkan kebencian yang meluas, harus membayar harga mahal, karena para anggota Kongres tidak berani menghadapi kelompok lobbyist yang kuat, dan mengambil tindakan untuk melindungi warga dari kekerasan senjata,” tambah Zeid.
Pemilikan senjata di Amerika paling tinggi per kapita di seluruh dunia, dan karenanya jumlah kematian karena senjata api juga paling tinggi. Angka statistik terakhir menunjukkan sekitar 30.000 orang tewas karena senjata api, baik itu pembunuhan atau bunuh diri, setiap tahunnya.
Kepala komisi HAM PBB Zeid al-Hussein dengan kesal menambahkan, “mengapa warga sipil diperbolehkan mempunyai senjata serbu atau senjata api otomatis yang sengaja dirancang untuk membunuh banyak orang?” [ps/ii]