Sebuah badan PBB hari Rabu (19/1) mengimbau masyarakat internasional untuk menyumbangkan puluhan juta dolar, guna membantu memperbaiki kondisi kehidupan warga Palestina di Lebanon yang dilanda krisis.
Badan Pengungsi Palestina, atau UNRWA meminta dana tambahan $87,5 juta untuk memberikan bantuan tunai bagi pengungsi Palestina yang paling miskin, untuk membayar biaya rumah sakit dan transportasi untuk anak-anak sehingga mereka bisa bersekolah.
UNRWA mengatakan lebih dari 210.000 pengungsi Palestina termasuk di antara yang paling rentan dan sebagian kebutuhan dasar tidak terjangkau bagi banyak orang karena Lebanon jatuh ke dalam krisis ekonomi.
Wakil Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon, Najat Rochdi mengatakan, “Kita secara bersama harus terus mengerahkan segala upaya untuk menyediakan dana yang bisa diandalkan. Jadi, saya meminta mitra dan penyumbang untuk meningkatkan dukungan untuk mereka pada masa kritis ini dan menegaskan kembali solidaritas dengan para pengungsi Palestina.”
BACA JUGA: Polisi Israel Usir Warga Palestina dari Properti yang Disengketakan di YerusalemIa menambahkan, lebih dari 58% pengungsi Palestina di Lebanon telah mengurangi jumlah makanan yang mereka makan setiap hari. Najat Rochdi mengatakan, ketegangan meningkat sementara keluarga-keluarga meningkatkan tekanan pada badan tersebut untuk memberi layanan tetap dan meningkatkan bantuan di tengah devaluasi tajam mata uang pound Lebanon. Nilai Pound kehilangan lebih dari 90%, sehingga menghapus daya beli kelas menengah dan keluarga berpenghasilan rendah.
Seorang pengungsi Palestina di Lebanon mengatakan, "Kami mendesak UNRWA untuk mencari solusi bagi kami. Ayah saya sudah tua dan tidak bisa bekerja, dan UNRWA mengurangi bantuannya. Jadi jika kami tidak mendapat solusi untuk masalah ini dan jika UNRWA tidak mendukung kami, maka kami akan berakhir di jalanam dan nasib kami adalah kematian."
Krisis Lebanon meletus pada Oktober 2019, disebabkan korupsi dan salah urus selama puluhan tahun oleh para penguasa. Ini menyebabkan puluhan ribu orang kehilangan pekerjaan, dan hampir 80% rakyat di negara yang berpenduduk 6 juta itu, termasuk sekitar 1,5 juta pengungsi Suriah dan Palestina, hidup dalam kemiskinan.
Your browser doesn’t support HTML5
Direktur UNRWA Lebanon, Claudio Cordone mengatakan, “Kami mengajukan imbauan ini karena hingga kini UNRWA berjuang untuk memastikan pendanaan dan kami memerlukan komunitas internasional untuk menyesuaikan tekad politik mereka dengan UNRWA. Juga menyediakan dana bagi kami agar dapat beroperasi, dengan dana yang diperkirakan cukup untuk tahun mendatang."
Sekitar 400.000 pengungsi Palestina dan keturunan mereka sebagian besar tinggal di selusin kamp pengungsi di Lebanon. [ps/lt]