PBB memperingatkan memburuknya krisis kemanusiaan di sebuah kota Filipina selatan yang telah dua minggu dilanda pertempuran antara pemberontak Muslim dan militer.
Koordinator Penduduk dan Kemanusiaan PBB Luiza Carvalho mengatakan hari Rabu (25/9) lebih dari 109 ribu orang di Zamboanga tetap mengungsi. Ini sebanding dengan sepersepuluh penduduk kota besar pantai.
Sebagian besar orang telah berlindung di kompleks olah raga, yang digambarkan Carvalho “terlalu berjubel.” Dia mengatakan ada risiko timbulnya wabah penyakit dan kekurangan pangan, air minum dan bahan-bahan kebutuhan lain di stadion itu.
Sedikitnya 132 orang meninggal dalam perang itu, ketika pemberontak terkait Front Pembebasan Nasional Moro menyerbu kota itu, dan mengambil banyak sandera kaum sipil. Sebagian besar sandera tampaknya sudah dibebaskan.
Para pejabat Filipina telah berkali-kali mengatakan mereka sudah mendekati akhir konfrontasi dengan sisa pemberontak, yang bersembunyi di rumah-rumah perkampungan yang dilanda pertempuran.
Sebagian besar orang telah berlindung di kompleks olah raga, yang digambarkan Carvalho “terlalu berjubel.” Dia mengatakan ada risiko timbulnya wabah penyakit dan kekurangan pangan, air minum dan bahan-bahan kebutuhan lain di stadion itu.
Sedikitnya 132 orang meninggal dalam perang itu, ketika pemberontak terkait Front Pembebasan Nasional Moro menyerbu kota itu, dan mengambil banyak sandera kaum sipil. Sebagian besar sandera tampaknya sudah dibebaskan.
Para pejabat Filipina telah berkali-kali mengatakan mereka sudah mendekati akhir konfrontasi dengan sisa pemberontak, yang bersembunyi di rumah-rumah perkampungan yang dilanda pertempuran.