PBB Sepakati Pasukan Keamanan di Haiti Setahun Lagi

Kendaraan pasukan keamanan internasional yang ditempatkan dalam misi PBB ke Haiti tampak berpatroli di Port-au-Prince (foto: dok).

Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat sepakat pada Senin (30/9) mengizinkan pasukan keamanan internasional selama setahun lagi, untuk membantu memerangi geng-geng bersenjata di Haiti. Di sisi lain, desakan AS terkait keinginan mengubah pasukan ini menjadi misi penjaga perdamaian PBB dibatalkan dari resolusi, karena tentangan dari Rusia dan China.

Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield mengatakan kepada Dewan Keamanan, bahwa Amerika Serikat saat ini fokus mendukung seruan di Majelis Umum pekan lalu, yang disampaikan Kepala Dewan Transisi Haiti, Edgard Leblanc, terkait misi penjaga perdamaian PBB.

“Amerika Serikat siap untuk mengindahkan seruan Haiti, dan kami akan mendesak mereka yang telah menyuarakan skeptisisme dalam hal ini, untuk memberikan penilaian yang tepat, pada perspektif dan kesepakatan pemerintah setempat, yang menjadi perwakilan rakyat Haiti,” kata Duta Besar AS untuk PBB itu.

Para pemimpin Haiti pekan lalu memperingatkan tentang memburuknya keamanan di negara di kawasan Karibia itu. Geng-geng yang berkuasa, yang bersenjata dengan senjata yang sebagian besar diselundupkan dari Amerika Serikat, telah bersatu di ibu kota, di bawah aliansi bersama. Mereka saat ini menguasai sebagian besar kota dan memperluas wilayahnya ke daerah-daerah di sekitarnya.

Duta Besar Haiti untuk PBB, Antonio Rodrigue mengatakan kepada Dewan Keamanan, bahwa mengubah misi keamanan menjadi operasi penjaga perdamaian PBB “tampaknya tidak hanya diperlukan, tetapi juga merupakan masalah yang mendesak.” Dia beralasan, bahwa hal itu akan menjamin pendanaan yang stabil dan memungkinkan kapasitasnya untuk diperluas “ke tingkat yang mencerminkan besarnya tantangan saat ini di Haiti.”

Misi keamanan, meskipun disetujui oleh Dewan Keamanan PBB, bukanlah operasi PBB dan saat ini bergantung pada sumbangan sukarela. Sejauh ini misi tersebut hanya memberikan sedikit kemajuan dalam membantu Haiti untuk memulihkan ketertiban dengan hanya 400 petugas polisi Kenya di lapangan dan kurangnya dana.

China dan Rusia, keduanya memiliki hak veto di Dewan Keamanan bersama AS, Prancis, dan Inggris, mengatakan misi keamanan internasional harus diberi lebih banyak waktu untuk membangun dirinya sendiri. [ns/lt]