Penangguhan dilakukan setelah para pemberontak Houthi mewujudkan rencana sepihak untuk menunjuk dewan gubernur di wilayah-wilayah yang direbutnya sejak pertempuran pecah tahun 2014.
Utusan perdamaian PBB, Ismail Ould Cheikh Ahmed mengumumkan penangguhan itu hari Sabtu (6/8) di Kuwait, mengatakan dalam beberapa minggu mendatang dia akan berdialog dengan para juru runding dari kedua pihak untuk mencapai persetujuan mengenai elemen-elemen penting dalam rencana PBB untuk menegakkan perdamaian di semenanjung Arab.
Ould Cheikh Ahmed mengatakan, “Dilema terbesar yang kami alami adalah minimnya rasa percaya antara para pihak, dan dalam hal ini kami fokus pada pentingnya menawarkan konsesi dari kedua pihak."
Utusan khusus itu juga mendesak kedua pihak untuk memulai serangkaian upaya untuk membangun kepercayaan, dan “tidak melakukan upaya sepihak. Kita mungkin belum bisa mengumumkan perdamaian sebelum meninggalkan Kuwait, tetapi kita pada jalur yang tepat,” tambahnya. Dia juga menolak menyebut perundingan sekarang ini sebagai kegagalan, meskipun tidak ada kemajuan menuju perdamaian, dan menambahkan pembentukan dewan gubernur Houthi tidak dikehendaki Yaman ataupun proses perdamaian.
Belum ada jadwal atau lokasi yang diumumkan bagi perundingan lebih lanjut, tetapi Ould Cheikh Ahmed mengatakan pembicaraan itu bisa dimulai kembali dalam sebulan. [vm]
PBB menangguhkan perundingan perdamaian hari Sabtu (6/8) antara pemerintahan Sunni Yaman dan para pemberontak Syiah Houthi.