Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengatakan baik calon presiden Prabowo Subianto maupun Joko Widodo adalah muslim yang baik dan sama-sama nasionalis.
JAKARTA —
Para pengurus Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Muslim terbesar di Indonesia, menyerukan agar umat Islam pada umumnya dan warga NU khususnya agar tidak terpengaruh oleh kampanye hitam yang beredar di masyarakat selama pemilihan umum ini.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siraj di Jakarta, Jumat (13/6), mengatakan baik calon presiden Prabowo Subianto maupun Joko Widodo adalah muslim yang baik dan sama-sama nasionalis.
"Gak benar (cara-cara) seperti itu. Pokoknya kampanye hitam ndak benar itu. Dua – duanya (kandidat calon presiden) adalah muslim. Dua-duanya juga sama-sama nasionalis. Terserah (umat Islam) tinggal pilih aja kok. Dua-duanya juga sama-sama anak bangsa yang baik-baik," ujarnya.
Said mengajak peran serta umat muslim dan warga NU khususnya, agar saling menjaga perdamaian satu sama lain. Baik umat muslim yang mendukung Prabowo, maupun pendukung Jokowi.
"Mari kita jalani proses demokrasi ini dengan penuh rasa persaudaraan. Yang milih Prabowo bukan musuhnya (pendukung) Jokowi. Dan yang milih Jokowi bukan pula musuh dari (pendukung) Prabowo," ujarnya.
Terkait arah politik organisasi, Said Aqil mengatakan bahwa NU netral dalam pemilihan Presiden 2014.
"Saya tidak bisa mengarahkan warga NU mau atau harus ke mana. Kami berikan kebebasan mau pilih siapa. Sikap PBNU jelas dan tegas, tidak berpolitik praktis," ujarnya.
Menurut Said, pemilihan presiden hanya merupakan satu tahap dari rangkaian pembangunan Indonesia, oleh karena itu jauh lebih penting bagi PBNU untuk mengawal dan mengawasi pemerintahan terpilih nanti.
Sementara itu, terkait dengan beredarnya kampanye hitam dalam berbagai bentuk yang beredar di masyarakat khususnya tempat ibadah dengan maksud menjelekkan salah satu kandidat Presiden, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) wilayah kabupaten Bekasi, Amin Nur, meminta umat Islam agar lebih mencemati peredaran informasi yang belum jelas kebenarannya.
Ia juga meminta agar dua pasang kandidat capres cawapres menaati aturan main dalam undang-undang Pemilu.
"Ya kita mengimbau agar (dua pasang kandidat) mengikuti aturan-aturan yang sudah ditetapkan oleh KPU. Agar, pemilihan presiden ini dicederai oleh permainan politik yang tidak fair melalui kampanye hitam," ujarnya.
Dalam beberapa hari terakhir beberapa pondok pesantren dan masjid di daerah Jawa dikirimi sebuah pemberitaan dalam bentuk tabloid bernama ‘Obor Rakyat’ yang berisi kampanye hitam terhadap figur dari Joko Widodo. Dalam sebulan terakhir tabloid yang dikirim melalui jasa Kantor Pos Pusat di Bandung, diedarkan ke sejumlah pondok pesantren, masjid dan surau-surau serta tokoh masyarakat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Juru Bicara Tim JKW4P (Jokowi for President), Eva Kusuma Sundari sudah
melaporkan pengelola Tabloid ‘Obor Rakyat’ ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siraj di Jakarta, Jumat (13/6), mengatakan baik calon presiden Prabowo Subianto maupun Joko Widodo adalah muslim yang baik dan sama-sama nasionalis.
"Gak benar (cara-cara) seperti itu. Pokoknya kampanye hitam ndak benar itu. Dua – duanya (kandidat calon presiden) adalah muslim. Dua-duanya juga sama-sama nasionalis. Terserah (umat Islam) tinggal pilih aja kok. Dua-duanya juga sama-sama anak bangsa yang baik-baik," ujarnya.
Said mengajak peran serta umat muslim dan warga NU khususnya, agar saling menjaga perdamaian satu sama lain. Baik umat muslim yang mendukung Prabowo, maupun pendukung Jokowi.
"Mari kita jalani proses demokrasi ini dengan penuh rasa persaudaraan. Yang milih Prabowo bukan musuhnya (pendukung) Jokowi. Dan yang milih Jokowi bukan pula musuh dari (pendukung) Prabowo," ujarnya.
Terkait arah politik organisasi, Said Aqil mengatakan bahwa NU netral dalam pemilihan Presiden 2014.
"Saya tidak bisa mengarahkan warga NU mau atau harus ke mana. Kami berikan kebebasan mau pilih siapa. Sikap PBNU jelas dan tegas, tidak berpolitik praktis," ujarnya.
Menurut Said, pemilihan presiden hanya merupakan satu tahap dari rangkaian pembangunan Indonesia, oleh karena itu jauh lebih penting bagi PBNU untuk mengawal dan mengawasi pemerintahan terpilih nanti.
Sementara itu, terkait dengan beredarnya kampanye hitam dalam berbagai bentuk yang beredar di masyarakat khususnya tempat ibadah dengan maksud menjelekkan salah satu kandidat Presiden, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) wilayah kabupaten Bekasi, Amin Nur, meminta umat Islam agar lebih mencemati peredaran informasi yang belum jelas kebenarannya.
Ia juga meminta agar dua pasang kandidat capres cawapres menaati aturan main dalam undang-undang Pemilu.
"Ya kita mengimbau agar (dua pasang kandidat) mengikuti aturan-aturan yang sudah ditetapkan oleh KPU. Agar, pemilihan presiden ini dicederai oleh permainan politik yang tidak fair melalui kampanye hitam," ujarnya.
Dalam beberapa hari terakhir beberapa pondok pesantren dan masjid di daerah Jawa dikirimi sebuah pemberitaan dalam bentuk tabloid bernama ‘Obor Rakyat’ yang berisi kampanye hitam terhadap figur dari Joko Widodo. Dalam sebulan terakhir tabloid yang dikirim melalui jasa Kantor Pos Pusat di Bandung, diedarkan ke sejumlah pondok pesantren, masjid dan surau-surau serta tokoh masyarakat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Juru Bicara Tim JKW4P (Jokowi for President), Eva Kusuma Sundari sudah
melaporkan pengelola Tabloid ‘Obor Rakyat’ ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).