Pejabat: 2 Kekhawatiran Wabah Penyakit di Bandara AS Terkait Jemaah Haji

Jemaah haji tampak sedang berjalan menuju Safa, sebuah perjalanan bolak-balik yang mereka lakukan sebanyak tujuh kali antara Safa darn Marwah dalam Tawaf Ifada yang menjadi bagian dari prosesi pelaksanaan ibadah haji di Masjidil Haram, kota suci Mekah, Saudi Arabia, 21 Agustus 2018 (foto: Reuters/Zohra Bensemra)

Dua kekhawatiran utama terkait wabah penyakit di bandara-bandara AS terkait dengan penerbangan-penerbangan yang mengangkut jemaah Haji, yang tiba dari kota suci Mekah, Saudi Arabia, yang berakhir pada akhir bulan Agustus, ujar para pejabat kesehatan AS pada hari Jumat.

Para pejabat AS hari Rabu mengirimkan tim tanggap darurat yang dibekali dengan peralatan diagnosis bergerak ke Bandara Internasional John F. Kennedy di New York setelah mereka mendapatkan informasi bahwa lebih dari 100 penumpang maskapai penerbangan Emirates yang tiba dari Dubai menunjukkan gejala-gejala yang mirip flu.

Dr. Martin Cetron, direktur divisi Migrasi Global dan Karantina di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, menyatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara lewat telepon bahwa para pejabat kesehatan mengevaluasi hampir 549 penumpang di bandara, dan mengirimkan total 11 orang ke rumah sakit setempat untuk menjalani pengujian lebih lanjut.

Sepuluh orang diuji untuk menjalani tes sekelompok besar virus dan bakteri yang menyerang pernafasan dengan harapan untuk menyingkirkan bibit penyakit berbahaya yang dapat menimbulkan ancaman terhadap kesehatan publik.

Hasil uji dari dua dari sepuluh orang itu hasilnya positif untuk sejenis virus khususnya virus flu tipe A yang menular, dan satu dari dua orang itu juga menderita pneumonia, di samping juga terinfeksi virus lain yang menyerang pernafasan, ujar Cetron. Orang ketiga hasil tesnya positif tertular virus yang menyebabkan demam.

Ketiganya baru saja melaksanakan ibadah Haji, yang tahun ini diikuti oleh 2 juta orang di Mekah, ujar Cetron.

Tujuh awak pesawat, yang naik dari Dubai dan tidak ikut melaksanakan ibadah haji, hasil tesnya negatif dari penularan sejumlah virus yang menyebabkan infeksi pernafasan yang menimbulkan kekhawatiran munculnya masalah kesehatan publik, ujar Cetron. Hari berikutnya, tim medis melakukan penyaringan terhadap dua penerbangan yang tiba di Philadelphia dari Eropa setelah 12 orang melaporkan gejala-gejala yang mirip flu. Satu dari 12 orang itu baru saja kembali dari Mekah untuk melakukan ibadah haji.

Cetron menyatakan para pejabat kesehatan di New York telah bersiap untuk melakukan karantna terhadap sekelompok besar penumpang yang menderita sakit di sebuah kawasan di bandara. Dari total 11 penumpang yang dilarikan ke rumah sakit, 10 orang hasilnya menderita gejala-gejala infeksi pernafasan; satu menunjukkan tanda-tanda keracunan makanan.

"Insiden ini jauh lebih ringan. Ini adalah sesuatu yang tidak biasa,” ujaar Cetron. “Acapkali informasi yang diperoleh dari berbagai sumber dibesar-besarkan melebihi apa yang kita dapati.”

Keseluruhan 10 pasien yang didiagnosa mengalami gejala-gejala infeksi pernafasan diketahui tidak tertular apa yang disebut dengan Middle East Respiratory Syndrome (MERS), sebuah infeksi pernafasan yang sangat menular dan mematikan yang pertama kali diketahui timbul di Timur Tengah di tahun 2012.

CDC sebelumnya tidak diberitahu terlebih dahulu tetang dua penerbangan yang tiba di Philadelphia dari Paris dan Munchen, namun beberapa penumpang telah mengeluh sakit, yang menyebabkan dilakukannya “pemeriksaan medis” terhadap 250 orang yang tiba dengan kedua penerbangan itu, ujar seorang juru bicara.

Dua belas orang penumpang diketahui menderita sakit tenggorokan dan batuk, dan satu orang lainnya positif tertular flu, sebagaimana ditegaskan oleh seorang juru bicara CDC.

Tanggapan yang dilancarkan adalah bagian dari jaringan pejabat kesehatan yang terlatih dengan baik dalam mengenali dan menanggulangi penyebaran bibit-bibit penyakit di bandara-bandara di AS dan pelabuhan masuk lainnya, ujar Cetron.

“Permasalahan paling penting yang kami hadapi adalah untuk mengetahui timbulnya beberapa penyakit yang berhubungan dengan saluran pernafasan yang secara signifikan dapat menyebabkan permasalahan kesehatan publik,” ujar Cetron.

Cetron menyatakan CDC memantau basis-basis data untuk melacak timbulnya wabah penyakit menular yang dapat menimbulkan ancaman di Amerika Serikat. Meskipun peluangnya rendah, MERS menjadi perhatian utama dari tim dengan mencoba untuk mengatasinya, ujarnya.

“Probabilitasnya rendah, kejadian dengan konsekuensi tinggi yang kita ingin tanggulangi,” ujarnya.

CDC menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kasus-kasus tersebut mengingatkan kepada kita bahwa musim influenza telah tiba, dan mendesak seluruh warga AS berusia enam bulan atau lebih untuk mendapatkan vaksinasi anti flu sebelum akhir Oktober. [ww]