Pejabat AS akan Bahas Perluasan Akses Bantuan dan Perlindungan Warga Sipil Palestina

Anak-anak Palestina bermain di tengah hujan di kamp pengungsi di Rafah, di Jalur Gaza selatan, tempat sebagian besar warga sipil mengungsi saat pertempuran antara Israel dan Hamas, 12 Desember 2023. (Foto: AFP)

Pasukan Israel melancarkan lebih banyak lagi serangan udara pada Kamis (14/12) di Jalur Gaza, menjelang kunjungan seorang pejabat tinggi Gedung Putih yang berencana membahas tahap berikutnya dalam perang Israel melawan Hamas serta upaya-upaya untuk lebih baik lagi melindungi warga sipil Palestina yang terperangkap dalam pertempuran.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan kepada para wartawan bahwa penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan akan memanfaatkan pembicaraan pada hari Kamis dan Jumat di Israel guna membahas tentang “upaya-upaya untuk lebih tepat dan lebih teliti” dalam operasi militer.

“Ini adalah tujuan kami, dan Israel mengatakan ini tujuan mereka, tetapi yang terpenting adalah hasilnya,” kata Kirby.

Sullivan juga berencana untuk membahas seruan kepada Israel untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan memasuki Gaza melalui perlintasan Kerem Shalom. Ini akan memperluas arus bantuan yang sekarang ini hanya melalui perlintasan Rafah. Israel pekan ini memulai inspeksi kargo bantuan di Kerem Shalom, tetapi pengiriman itu masih harus melalui Rafah.

Pengungsi Palestina berjalan setelah hujan lebat di kamp di Rafah, selatan Jalur Gaza, 13 Desember 2023. (Foto: REUTERS/Mohammed Salem)

Sullivan pertama-tama akan singgah di Arab Saudi. Gedung Putih mengatakan Sullivan dan putra mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman akan membahas “upaya-upaya menciptakan kondisi baru bagi perdamaian yang langgeng dan berkelanjutan antara Israel dan Palestina” serta berupaya untuk meningkatkan arus bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Sambil menekankan dukungan AS untuk Israel dan tanggapan militernya terhadap serangan mematikan Hamas terhadap Israel dua bulan silam, Presiden AS dan para pejabat lainnya telah menyatakan keprihatinan mengenai jumlah korban warga sipil di Jalur Gaza.

Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas mengatakan lebih dari 18.600 orang telah tewas, sekitar 70% dari mereka adalah perempuan dan anak-anak. Hamas, yang ditetapkan sebagai kelompok teror oleh AS dan Uni Eropa, menewaskan 1.200 orang dan menawan lebih dari 200 orang dalam serangan 7 Oktober lalu.

BACA JUGA: 9 Tentara Israel Tewas di Gaza, Tanda Hamas Masih Bertahan dan Melawan

“Dukungan kami bagi Israel tidak surut, tetapi kami punya keprihatinan dan kami telah menyatakan keprihatinan mengenai prosekusi kampanye militer ini, meskipun Hamaslah yang memulai ini dan Hamaslah yang melanjutkannya,” kata Kirby.

Israel telah membela taktiknya, dengan mengatakan pihaknya mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan korban warga sipil, seperti memerintahkan orang-orang mengungsi dari daerah-daerah di mana Israel berencana melakukan serangan militernya. Militer Israel juga menyalahkan Hamas karena sengaja beroperasi di daerah-daerah yang padat penduduk.

“Sebagai militer yang berkomitmen pada hukum internasional dan pedoman moral perilaku, kami mencurahkan sumber daya yang besar untuk meminimalkan kerugian terhadap warga sipil yang dipaksa Hamas berperan sebagai perisai manusia. Perang kami adalah terhadap Hamas, tidak terhadap penduduk Gaza,” kata Mayor Keren Hajioff dalam pengarahan di Pasukan Pertahanan Israel. [uh/ab]