Pejabat AS Bantah Tuduhan Kecurangan dalam Pilpres

Seorang petugas Dewan Pemilu berdiri di depan tumpukan surat suara di Dinas Pos AS di New York, 22 Juli 2020.

Pejabat intelijen dan penegak hukum Amerika Serikat (AS) mengatakan, tidak ada petunjuk bahwa musuh asing berusaha memperlemah pemilihan presiden AS mendatang dan menyasarkan surat-surat suara yang dikirim lewat pos.

“Kami tidak punya informasi atau intelijen bahwa sebuah negara terlibat dalam kegiatan yang memperlemah kartu suara yang dikirim lewat pos,” kata pejabat intelijen AS, Rabu (26/8).

Seorang pejabat penegak hukum memberitahu reporter, tidak ada tanda-tanda yang mengarah kepada kekuatan atau kelompok tertentu di dalam negeri yang berusaha berbuat curang terhadap pemilihan 3 November dengan menyasarkan atau memanipulasi kartu suara lewat pos.

“Kami tidak lihat sejauh ini, usaha pemalsuan suara secara nasional dan terkoordinasi terhadap pemilihan,” kata pejabat Biro Penyelidik Federal (the Federal Bureau of Investigation/FBI) itu.

“Akan sangat sulit untuk mengubah hasil pemilihan federal lewat jenis kecurangan seperti ini mengingat proses-proses yang harus disasarkan atau diperlemah oleh musuh,” imbuh pejabat itu.

Pejabat itu berbagi hasil kajian seputar pemberian suara lewat pos, dan juga informasi ancaman potensial lainnya dalam pemilihan mendatang, ketika berlangsung pengarahan via telepon dengan para wartawan. Para pejabat itu tidak mau disebutkan namanya.

Mereka mengatakan, informasi yang lebih terperinci juga akan disebarkan pada Rabu (26/8) dalam sebuah pemaparan terpisah untuk pejabat pemilihan di seluruh AS.

Komentar oleh pejabat senior dari berbagai instansi, termasuk Kantor Direktur Intelijen Nasional, FBI, dan Departemen Keamanan Dalam Negeri, tampaknya ditujukan untuk memberi kepastian kepada pemilih AS, banyak dari antara mereka akan melakukan pemilihan lewat pos akibat kekhawatiran dengan pandemi virus corona.

Namun, penilaian ini berlawanan dengan klaim berulang kali dari Presiden Trump bahwa pemanfaatan kartu suara lewat pos akan akan mengarah pada pemilihan paling tidak akurat dan curang dalam sejarah. [jm/pp]