Seorang pejabat keamanan Israel mengatakan, Jumat (27/9), bahwa setiap operasi darat melawan Hizbullah di Lebanon akan dilaksanakan secepat mungkin.
“Kami akan mencoba melakukannya sesingkat mungkin,” kata pejabat itu kepada wartawan, yang berbicara tanpa diungkap identitasnya sesuai dengan aturan keamanan. "Saya pikir kami mempersiapkan hal itu setiap hari, dan yang pasti itu ada dalam kotak peralatan kami."
Komentar tersebut muncul ketika Israel dan Hizbullah saling baku tembak setelah Amerika Serikat dan sekutunya gagal menghentikan konflik yang telah menewaskan lebih dari 700 orang di Lebanon minggu ini.
Pejabat keamanan Israel mengatakan serangan Israel telah membunuh banyak militan Hizbullah dan secara signifikan membatasi kemampuan militer kelompok yang didukung Iran tersebut.
"Saya rasa mereka sudah kehilangan banyak kemampuan," kata pejabat tersebut.
Selain menurunkan kapasitas Hizbullah untuk menembaki Israel, tujuan operasi militer Israel di Lebanon adalah untuk membunuh pemimpin militer kelompok itu dan "membersihkan" wilayah-wilayah perbatasan agar warga Israel yang mengungsi bisa kembali ke rumah mereka di utara.
Panglima militer Israel, Letnan Jenderal Herzi Halevi, mengemukakan kemungkinan operasi darat terhadap Hizbullah minggu ini, dan pejabat keamanan mengatakan pada Jumat bahwa “semua opsi sudah tersedia”.
Panglima militer Israel, Letnan Jenderal Herzi Halevi, mengemukakan kemungkinan operasi darat terhadap Hizbullah minggu ini, dan pejabat keamanan mengatakan pada hari Jumat bahwa “semua opsi ada di meja”.
Sejak Senin (23/9), pesawat-pesawat tempur Israel telah membombardir benteng-benteng Hizbullah di seluruh negeri, sehingga memicu eksodus sekitar 118.000 orang, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Selama kurun waktu tersebut, lebih dari 700 orang telah terbunuh di Lebanon, menurut Kementerian Kesehatan negara itu.
Pejabat keamanan itu membantah tuduhan bahwa serangan Israel menewaskan warga sipil dalam jumlah besar, dan menyebut kampanye tersebut “sangat tepat, sangat akurat”.
“Mereka tidak mempublikasikan nama-nama korban tewas. Kebanyakan dari mereka adalah Hizbullah,” katanya, meski ia juga menuduh Hizbullah menggunakan warga sipil sebagai tameng hidup.
"Fenomena menaruh rudal balistik di dalam apartemen, sungguh gila. Rudal jelajah di ruang tamu. Setiap pagi Anda menyapa istri Anda, mengucapkan halo kepada rudal jelajah." [ft/es]