Pejabat Turki dan AS: Teror di Bandara Istanbul, Khas Serangan ISIS

Bendera Turki di bandara terbesar negara itu, Ataturk di Istanbul, dikibarkan setengah tiang pasca serangan teroris (29/6).

Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan teroris hari Selasa (28/6) di Bandara Internasional Ataturk, tapi Amerika Serikat dan Turki sudah menyalahkan kelompok militan ISIS.

Kepala Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA), John Brennan, mengatakan, tiga serangan bom bunuh diri di bandara Istanbul memiliki "ciri khas kebejatan" ISIS dan memperingatkan kelompok teror itu mungkin akan melakukan hal yang sama di AS.

"Pergerakan orang dan barang di dunia abad ke-21 ini, saya pikir dalam banyak hal dapat memfasilitasi apa yang hendak dilakukan ISIS. Jadi kita telah melihat bahwa mereka bahkan tidak perlu merangkul dan menghubungi seseorang. Misalnya, serangan mengerikan di Orlando dilakukan oleh individu yang bisa mengakses materi mereka. Tapi kita juga menemukan individu-individu yang dapat mereka bimbing dan perintah dan dikerahkan. Jadi ada berbagai tantangan yang dihadapi oleh badan-badan intelijen dan keamanan," kata John Brennan.

Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan teroris di Bandara Internasional Ataturk, Selasa (28/6) tapi Amerika Serikat dan Turki sudah menyalahkan kelompok militan itu.

Empat puluh dua orang tewas dan 239 lainnya luka-luka ketika tiga pelaku bom bunuh diri melepaskan tembakan membabi buta dengan senjata serbu dan kemudian meledakkan diri.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama serta para pemimpin dunia mengutuk serangan itu.

"Kita akan melakukan apa yang diperlukan untuk melindungi rakyat kita. Saya yakin kita mampu dan kita akan mengalahkan mereka yang hanya menimbulkan kematian dan kehancuran dan kita akan selalu ingat, bahkan ketika ada orang-orang yang berusaha memecah belah kita, kita akan lebih kuat jika kita berusaha menciptakan dunia yang lebih baik bersama-sama," kata Presiden Obama.

Suasana di bandara Ataturk, Istanbul, Turki pasca serangan teroris (29/6).

Turkish Airlines membuka kembali semua operasi penerbangan, termasuk penerbangan antara Amerika Serikat dan Istanbul.

Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengatakan penyelidikan sedang berlangsung, tetapi bukti-bukti menunjuk kepada ISIS.

Serangan terhadap bandara tersibuk ketiga di Eropa itu merupakan yang terbaru dalam serangkaian pemboman di Turki selama setahun ini yang telah menewaskan lebih dari 260 orang. Terorisme telah menghancurkan industri pariwisata Turki, sektor yang sumbangannya sangat besar bagi perekonomian negara itu.

ISIS telah dituduh melancarkan dua pemboman bunuh diri sebelumnya tahun ini di Istanbul yang menyasar wisatawan asing.

Sementara itu pada hari Rabu, para anggota parlemen AS yang muncul setelah mendapat penjelasan rahasia dari pejabat tinggi keamanan nasional mengatakan ISIS semakin bertekad untuk menyerang sasaran lunak di seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat, karena kekalahan mereka di medan perang semakin meningkat di Irak dan Suriah.

Satu hari setelah bom bunuh diri yang banyak menelan korban jiwa di Istanbul, Turki, seluruh anggota Senat AS melakukan pembicaraan tertutup dengan Menteri Pertahanan Ash Carter, Ketua Gabungan Kepala Staf Joseph Dunford dan Direktur Pusat Kontraterorisme Nasional Nicholas Rasmussen.

"Selama ISIS terus kehilangan wilayah, saya mengantisipasi kita akan melihat lebih banyak upaya untuk menginspirasi serangan di luar negeri, seperti apa yang kita lihat di Orlando, dan memerintahkan mereka, seperti apa yang kita lihat kemarin di Istanbul," kata senator Partai Republik dari Florida dan mantan kandidat presiden Marco Rubio. "Ini adalah tugas yang menantang,” tambahnya.

Pendapat serupa disampaikan oleh senator Partai Demokrat dari Connecticut Chris Murphy. "ISIS sedang melarikan diri. Jadi semakin penting bahwa kita melindungi tanah air," katanya. "Tidak ada keraguan bahwa ISIS kini lebih fokus dari sebelumnya dalam upaya menginspirasi penyerang seorang diri, dan kita benar-benar dapat berbuat lebih banyak lagi," tambahnya. [as/lt]