Pembangkang Suriah Tewaskan 7 Tentara Pemerintah

Tentara Suriah melakukan patroli di Daraa, salah satu wilayah yang bergolak (foto: dok).

Pembangkang Suriah menyerbu sebuah patroli tentara pemerintah setelah penyerbuan tentara Suriah menewaskan 11 warga sipil, Selasa pagi.

Para aktivis HAM mengatakan pembangkang militer Suriah menewaskan tujuh tentara pemerintah ketika menyerbu sebuah patroli setelah penyerbuan oleh tentara yang menewaskan 11 warga sipil Selasa pagi.

Pengamat HAM Suriah yang berbasis di London mengatakan kedua insiden terjadi di provinsi Idlib kawasan peristirahatan yang berbatasan dengan Turki. Para pengamat dan kelompok lain melaporkan pasukan keamanan dan milisi "shabiha" yang pro pemerintah menyapu desa-desa dan menyerang para penyusup di perbatasan itu dan mencederai puluhan orang.

Associated Press mengutip para aktivis melaporkan seorang pejabat senior Suriah tewas dalam penyerbuan balasan pejuang anti rejim. Media pemerintah Suriah juga melaporkan penjaga perbatasan bentrok dengan 15 orang “teroris” yang berusaha masuk ke negara itu dari Turki dan menewaskan dua diantaranya.

Sekitar 7500 warga Suriah melarikan diri ke Turki untuk menghindari penumpasan brutal oleh pemerintah. Pembangkang militer dari Angkatan Bersenjata Suriah Merdeka mendapat tempat aman diantara pengungsi dan sering melancarkan serbuan lintas batas ke Suriah.

Delapan lebih warga sipil tewas hari Selasa dalam insiden terpisah di Idlib ketika tentara Suriah menembaki kerumunan orang yang menghadiri iring-iringan pemakaman mereka yang tewas sebelumnya.

Hari Senin Kepala HAM PBB Navi Pillay mengatakan kantornya telah menerima laporan-laporan meyakinkan dari berbagai sumber yang menunjukkan jumlah kematian di Suriah sejak pergolakan dimulai bulan Maret lalu melampaui 5000 orang tapi angka itu ditolak duta besar Suriah untuk PBB sebagai angka yang “luar biasa”.

Pillay mengatakan jumlah yang tewas itu termasuk warga sipil, para pembangkang dan “mereka yang dieksekusi karena menolak menembak warga sipil”. Jumlah tersebut tidak termasuk ratusan anggota pasukan keamanan dan militer yang kata PBB diperkirakan juga dibunuh.