Seorang pembawa acara bincang-bincang politik di TV yang populer di Pakistan, Senin (31/5), mengatakan ia telah dipecat karena kritiknya terhadap militer yang berpengaruh di negara itu.
“Tak ada yang baru bagi saya. Saya telah dilarang dua kali sebelumnya. Telah dua kali kehilangan pekerjaan,” cuit Hamid Mir, pembawa acara “Capital Talk” di stasiun televisi swasta Geo News, di Twitter.
Pengumuman itu muncul hanya beberapa hari setelah Mir menyampaikan pidato berisi kritik terhadap militer, dalam sebuah rapat umum di Islamabad untuk mendukung rekan sesama jurnalis, Asad Ali Toor, yang dipukuli oleh penyerang tak dikenal di apartemennya di ibu kota Pakistan pekan lalu.
Jang/Geo Group, perusahaan tempat Mir bekerja, mengemukakan dalam sebuah pernyataan bahwa komite editorial dan pengacaranya “akan memeriksa tentang pelanggaran kebijakan dan undang-undang” dan sementara itu acaranya, akan diisi dengan pembawa acara pengganti.
BACA JUGA: Polisi Pakistan Gagalkan Upaya Massa Hukum Tersangka Penistaan Agama“Namun akan sulit bagi grup dan para editornya untuk menyatakan kepemilikan atas konten yang disampaikan di luar lingkup, masukan dan pedoman para editor, dan yang tidak dicek faktanya dan tidak disetujui oleh tim editorial,” kata grup media itu.
“Lolos dari upaya pembunuhan tetapi tidak dapat berhenti angkat suara untuk hak-hak yang diberikan dalam konstitusi. Kali ini, saya siap untuk konsekuensi apapun dan siap bertindak apapun karena mereka mengancam keluarga saya,” kata Mir dalam tuduhannya melalui Twitter, tanpa menyebut satu pun individu atau institusi Pakistan.
Organisasi jurnalis setempat menuntut penjelasan dari pengelola jaringan berita itu.
Menteri Informasi Fawad Hussain Chaudhry menulis dalam bahasa Urdu di Twitter bahwa pemerintah tidak ada sangkut pautnya dengan pekerjaan organisasi penyiaran manapun, dengan mengatakan mereka semua bekerja di bawah pasal-pasal konstitusional yang relevan dan secara bebas memutuskan untuk menayangkan program-program maupun menunjuk tim yang menjalankannya.
BACA JUGA: Pakistan Tuntut PBB dan Uni Eropa Selidiki LSM, Media Pro-India PalsuMir ditembak pada tahun 2014 di Karachi, kota pelabuhan di Pakistan Selatan dan terluka parah. Ia dan keluarganya ketika itu menuduh badan spionase utama Pakistan, ISI, merencanakan serangan tersebut, tuduhan yang dibantah keras oleh para pejabat.
Para aktivis kebebasan pers lokal dan internasional kerap menuduh militer Pakistan dan badan-badan spionasenya mengintimidasi dan mengatur serangan terhadap para jurnalis, tuduhan yang ditolak dan disebut tidak berdasar oleh para pejabat militer dan pemerintah.
Komisi HAM Pakistan yang independen mengecam keputusan untuk memecat Mir setelah “ia berbicara berapi-api” menentang pembatasan kebebasan menyatakan pendapat di Pakistan.
“Kami menuntut agar Mir diizinkan untuk segera memulai kembali tugas profesionalnya dan ancaman terhadapnya diperhatikan dengan serius dan ditangani,” cuit komisi tersebut.
BACA JUGA: Hadapi Demo Anti-Perancis, Pakistan Blokir MedsosAmnesty International juga menekankan dalam sebuah pernyataan bahwa penyensoran, pelecehan dan kekerasan fisik tidak boleh konsekuensi pekerjaan para jurnalis.
Komisi mencuit bahwa tindakan “hukuman terhadap Mir” sangat merusak tanggung jawab media dan pihak berwenang dalam melindungi kebebasan berbicara di tengah situasi yang sudah represif.”
Toor mengatakan kepada polisi bahwa para penyerangnya mengaku sebagai aparat ISI sebelum menyerangnya.
Hussain dan badan spionase itu menolak tuduhan yang disebutnya tidak berdasar dan bermotivasi politik.
Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, dan belum ada seorang pun ditahan terkait serangan itu. [uh/ab]