Pemberontak Filipina Bebaskan Sandera dari Sekolah

Ledakan di sebuah gedung di Jalan Osmena di kota Marawi, Filipina selatan saat pertempuran minggu lalu (14/6).

Para pejabat mengatakan pemberontak Muslim melarikan diri setelah membebaskan puluhan sandera dari sebuah sekolah di desa Filipina selatan hari Rabu dan dikejar oleh tentara, sementara krisis yang berlangsung sehari penuh itu di kawasan bergejolak tersebut reda.

Para pejabat militer mengatakan kawanan bersenjata dari Pejuang Pembebasan Islamis Bangsamoro menyerang pos tentara dan milisi di garis depan tapi dipukul mundur pasukan pemerintah hari Rabu (21/6) pagi, dan mereka menyandera penduduk desa yang mereka jadikan perisai manusia di desa Malagakit di provinsi Cotabato Utara.

Sekurangnya empat pemberontak tewas dan dua milisi pemerintah cedera dalam pertempuran itu yang menyebabkan hampir 1000 penduduk desa Malagakit dan dua desa di dekatnya melarikan diri mencari keselamatan, kata pejabat.

Kawanan bersenjata itu, yangoleh militer dan polisi diperkirakan berjumlah antara 200 sampai 300 orang, kemudian menduduki gedung sekolah Malagakit, dimana dari waktu ke waktu mereka terlibat dalam tembak menembak dengan tentarasampai malam hari, kata juru bicara militer setempat Kapten Arvin Encinas.

Di sela-sela tembak menembak itu, 31 orang termasuk belasan anak dibebaskan atau melarikan diri dari sekolah itu. Tawanan lainnya di sekolah itu dan 20 lebih penduduk lain yang terperangkap di rumah-rumah mereka kemudian diamankan oleh tentara, kata pejabat.

Kawanan bersenjata itu berhasil melarikan diri dari sekolah itu setelah membebaskan sandera dan tawanan lainnya berhasil diselamatkan.

Dalam sebuah konferensi pers Brigadir Jenderal Restituto Padilla mengatakan pemberontak mungkin memanfaatkan serangan besar-besaran yang dilancarkan tentara terhadap militan terkait ISIS yang mengepung kota Marawi di Filipina selatan, dan menyerang sasaran-sasaran militer di tempat lainnya.

Juru bicara pemberontak Abu Misry Mamah dalam wawancara radio mengaku kelompoknya melancarkan serangan itu tapi mengatakan pemberontak menyandera beberapa penduduk desa untuk melindungi mereka selama tembak menembak itu.

Para pemberontak itu memisahkan diri dari kelompok pemberontak Muslim terbesar Filipina beberapa tahun lalu untuk memrotes perundingan perdamaian dengan pemerintah. Menurut militer karena makin lemah akibat kekalahan di medan tempur, beberapa komandan pemberontak bergabung dengan kelompok ISIS dengan harapan bisa mendapat dana dari kelompokyang berbasis di Timur Tengah itu. [my/ds]​