Iran dan enam negara kuat dunia telah menggelar putaran baru perundingan nuklir, sementara ketegangan antara negara-negara Barat dan Rusia membayangi perundingan itu.
Perundingan terbaru mengenai program nuklir Iran itu dimulai Selasa (18/3) di Wina, Austria setelah berlangsungnya apa yang digambarkan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa sebagai pertemuan konstruktif antara Catherine Ashton dan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif.
Semua delegasi kemudian duduk bersama untuk melangsungkan pembicaraan yang diperkirakan akan berakhir Rabu malam.
Meskipun perundingan itu tidak memiliki kaitan langsung dengan Ukraina, kesuksesannya tergantung pada solidaritas di antara negara-negara yang disebut P5-plus-satu (Amerika, Rusia, China, Inggris Perancis dan Jerman) dalam mendukung kesepakatan tegas dengan Iran untuk secara signifikan mengurangi ukuran program nuklirnya.
Para pakar yang mengetahui pembicaraan itu mengatakan bahwa jika Rusia mengisyaratkan bahwa kerjasamanya dengan Barat telah melemah, itu akan mengurangi tekanan pada Iran untuk membuat konsesi.
Barat menduga Iran bermaksud memanfaatkan program pengayaan uraniumnya untuk memproduksi senjata nuklir, sebuah tuduhan yang dibantah Teheran.
Semua delegasi kemudian duduk bersama untuk melangsungkan pembicaraan yang diperkirakan akan berakhir Rabu malam.
Meskipun perundingan itu tidak memiliki kaitan langsung dengan Ukraina, kesuksesannya tergantung pada solidaritas di antara negara-negara yang disebut P5-plus-satu (Amerika, Rusia, China, Inggris Perancis dan Jerman) dalam mendukung kesepakatan tegas dengan Iran untuk secara signifikan mengurangi ukuran program nuklirnya.
Para pakar yang mengetahui pembicaraan itu mengatakan bahwa jika Rusia mengisyaratkan bahwa kerjasamanya dengan Barat telah melemah, itu akan mengurangi tekanan pada Iran untuk membuat konsesi.
Barat menduga Iran bermaksud memanfaatkan program pengayaan uraniumnya untuk memproduksi senjata nuklir, sebuah tuduhan yang dibantah Teheran.