Pemboman di Boston memicu debat apakah lebih banyak kamera pengawas atau CCTV perlu dipasang atau apakah itu merupakan pelanggaran privasi.
LONDON —
Kedua tersangka pemboman di Marathon Boston pertama kali diidentifikasi lewat gambar dari kamera pengawas atau CCTV. Debat mengenai penggunaan kamera ini telah berlangsung selama bertahun-tahun di Inggris, salah satu negara dengan jumlah kamera CCTV terpadat di dunia.
Biro penyelidik AS FBI merilis gambar-gambar kamera pengawas para tersangka pemboman Boston tiga hari setelah serangan terjadi. Video tersebut menunjukkan dua orang pria berjalan menyandang ransel di punggung beberapa saat sebelum terjadinya ledakan-ledakan. Mereka kemudian diidentifikasi sebagai Tamerlan Tsarnaev dan adiknya Dzhokhar.
Mantan agen khusus FBI Peter J. Ahearn mengatakan kamera pengawas merupakan salah satu alat utama penyelidikan.
"Hal pertama yang dilakukan dalam krisis apa pun di suatu wilayah adalah mencari rekaman kamera dan video. Mesin ATM, apa pun yang ada di jalan dan tim penyelidik dan analis akan mempelajarinya," ujarnya.
Data terakhir pada 2007 menunjukkan ada 147 kamera pengawas dioperasikan oleh pemerintah kota Boston dan lebih dari 400 kamera ada di bus dan kereta bawah tanah.
Beberapa pihak mendesak pemasangan lebih banyak kamera, termasuk diantaranya mantan walikota New York Rudy Giuliani - yang mencontoh London dan menyebutnya "studio Hollywood" virtual untuk kamera pengawas.
Kamera pengawas di stasiun-stasiun kereta api berperan penting dalam mengidentifikasi, dalam beberapa jam saja, para teroris yang menyerang jaringan transportasi London pada Juli 2005.
Anggota legislatif dari Partai Konservatif di Inggris, Philip Davies, merupakan advokat kamera CCTV.
"CCTV merupakan alat yang sangat penting untuk jasa keamanan dan polisi," ujarnya. "Tidak hanya untuk mengidentifikasi siapa yang bertanggung jawab atas suatu kejahatan setelah peristiwa terjadi, namun terkadang untuk mengenali di mana orang-orang berada untuk mencoba mencegah mereka yang sudah teridentifikasi mencoba melakukan sesuatu.
Diperkirakan ada sekitar 1,8 juta sampai empat juta kamera pengawas di seluruh Inggris.
"Debatnya seharusnya mengenai bagaimana kita mencegah kejahatan," ujar Nick Pickles, dari organisasi Big Brother Watch yang mendorong lebih banyak privasi. "Dan jika ada yang bisa dibuktikan oleh London, adalah bahwa CCTV berperan sangat kecil dalam menghambat kriminal, dalam mengurangi tingkat kejahatan, dan ketika ada insiden keamanan besar seperti yang kita lihat secara tragis di Boston, CCTV berperan sangat kecil dalam mencegah serangan-serangan ini terjadi."
Para warga London yang diwawancara VOA secara umum mendukung adanya CCTV.
"Banyak kejahatan sekarang ini dipecahkan karena CCTV, jadi saya sangat mendukungnya," ujar seorang pria.
"CCTV merupakan hal yang baik. Tapi terkadang bergantung pada situasi. Kadang-kadang polisi bertindak terlalu jauh," ujar pria yang lain.
Para penyelidik Boston melihat peran penting publik dalam mengidentifikasi para tersangka.
"Selama lebih dari 100 tahun, FBI telah bergantung pada publik untuk menjadi mata dan telinga kami," ujar agen khusus Richard DesLauriers dari FBI divisi Boston.
"Dengan bantuan media, dalam sekejap gambar-gambar ini akan diperlihatkan secara langsung ke tangan jutaan orang di seluruh dunia."
Biro penyelidik AS FBI merilis gambar-gambar kamera pengawas para tersangka pemboman Boston tiga hari setelah serangan terjadi. Video tersebut menunjukkan dua orang pria berjalan menyandang ransel di punggung beberapa saat sebelum terjadinya ledakan-ledakan. Mereka kemudian diidentifikasi sebagai Tamerlan Tsarnaev dan adiknya Dzhokhar.
Mantan agen khusus FBI Peter J. Ahearn mengatakan kamera pengawas merupakan salah satu alat utama penyelidikan.
"Hal pertama yang dilakukan dalam krisis apa pun di suatu wilayah adalah mencari rekaman kamera dan video. Mesin ATM, apa pun yang ada di jalan dan tim penyelidik dan analis akan mempelajarinya," ujarnya.
Data terakhir pada 2007 menunjukkan ada 147 kamera pengawas dioperasikan oleh pemerintah kota Boston dan lebih dari 400 kamera ada di bus dan kereta bawah tanah.
Beberapa pihak mendesak pemasangan lebih banyak kamera, termasuk diantaranya mantan walikota New York Rudy Giuliani - yang mencontoh London dan menyebutnya "studio Hollywood" virtual untuk kamera pengawas.
Kamera pengawas di stasiun-stasiun kereta api berperan penting dalam mengidentifikasi, dalam beberapa jam saja, para teroris yang menyerang jaringan transportasi London pada Juli 2005.
Anggota legislatif dari Partai Konservatif di Inggris, Philip Davies, merupakan advokat kamera CCTV.
"CCTV merupakan alat yang sangat penting untuk jasa keamanan dan polisi," ujarnya. "Tidak hanya untuk mengidentifikasi siapa yang bertanggung jawab atas suatu kejahatan setelah peristiwa terjadi, namun terkadang untuk mengenali di mana orang-orang berada untuk mencoba mencegah mereka yang sudah teridentifikasi mencoba melakukan sesuatu.
Diperkirakan ada sekitar 1,8 juta sampai empat juta kamera pengawas di seluruh Inggris.
"Debatnya seharusnya mengenai bagaimana kita mencegah kejahatan," ujar Nick Pickles, dari organisasi Big Brother Watch yang mendorong lebih banyak privasi. "Dan jika ada yang bisa dibuktikan oleh London, adalah bahwa CCTV berperan sangat kecil dalam menghambat kriminal, dalam mengurangi tingkat kejahatan, dan ketika ada insiden keamanan besar seperti yang kita lihat secara tragis di Boston, CCTV berperan sangat kecil dalam mencegah serangan-serangan ini terjadi."
Para warga London yang diwawancara VOA secara umum mendukung adanya CCTV.
"Banyak kejahatan sekarang ini dipecahkan karena CCTV, jadi saya sangat mendukungnya," ujar seorang pria.
"CCTV merupakan hal yang baik. Tapi terkadang bergantung pada situasi. Kadang-kadang polisi bertindak terlalu jauh," ujar pria yang lain.
Para penyelidik Boston melihat peran penting publik dalam mengidentifikasi para tersangka.
"Selama lebih dari 100 tahun, FBI telah bergantung pada publik untuk menjadi mata dan telinga kami," ujar agen khusus Richard DesLauriers dari FBI divisi Boston.
"Dengan bantuan media, dalam sekejap gambar-gambar ini akan diperlihatkan secara langsung ke tangan jutaan orang di seluruh dunia."