Para penyelidik telah mengidentifikasi tersangka pelaku pemboman Marathon Boston dari video keamanan yang diambil sebelum dua ledakan mengoyak Boston, Senin, seorang sumber penegak hukum berkata Rabu (17/4).
Pihak penegak hukum belum menangkap seorang pun, dan tersangka di video itu belum diketahui namanya, menurut dua orang pejabat pemerintah. Dalam video keamanan sebuah department store Lord & Taylor, tersangka tersebut tampak meletakkan sebuah tas di lokasi pemboman. Gambar video tersebut sesuai dengan deskripsi para saksi yang mengatakan melihat seseorang meninggalkan lokasi pemboman.
Polisi mempertimbangkan untuk meminta bantuan publik untuk lebih banyak informasi pada sebuah konferensi pers, menurut sumber pemerintah, namun FBI membatalkan konferensi pers tersebut setelah menundanya beberapa kali, ujar pihak kepolisian Boston.
Ketegangan timbul menyusul laporan yang tidak akurat dari jaringan televisi berita CNN bahwa tersangka pelaku pemboman telah ditangkap.
Tak lama setelah CNN menarik laporan tersebut, pihak keamanan di pengadilan federal Boston memerintahkan staf, media dan pengacara untuk evakuasi karena ada ancaman bom yang ternyata tidak benar.
Bom-bom di Boston menewaskan Martin Richard, bocah lelaki berusia 8 tahun; Krystle Campbell, seorang perempuan berusia 29 tahun; dan mahasiswi S2 Boston University asal China, Lu Lingzi. Lebih dari 170 orang lainnya terluka karena ledakan bom ini.
"Apakah (serangan) ini datang dari dalam negeri atau negara lain, kami belum mengetahuinya secara pasti. Jadi saya tidak akan menyumbang pada spekulasi mengenainya,” ujar Menteri Luar Negeri John Kerry, yang sampai Januari merupakan senator senior dari negara bagian Massachusetts.
Di tengah banjirnya dukungan publik bagi korban, Kenneth Feinberg, pengacara yang mengawasi dana kompensasi untuk para korban serangan 11 September 2001 dan penembakan di Virginia Tech pada Apirl 2007, ditunjuk untuk mengurus dana bagi mereka yang terimbas pemboman di Boston.
Sampai Rabu sore, telah terkumpul dana sampai US$7 juta, termasuk dari sponsor dan donasi dari lebih dari 8.500 orang. (AP/Reuters)
Pihak penegak hukum belum menangkap seorang pun, dan tersangka di video itu belum diketahui namanya, menurut dua orang pejabat pemerintah. Dalam video keamanan sebuah department store Lord & Taylor, tersangka tersebut tampak meletakkan sebuah tas di lokasi pemboman. Gambar video tersebut sesuai dengan deskripsi para saksi yang mengatakan melihat seseorang meninggalkan lokasi pemboman.
Polisi mempertimbangkan untuk meminta bantuan publik untuk lebih banyak informasi pada sebuah konferensi pers, menurut sumber pemerintah, namun FBI membatalkan konferensi pers tersebut setelah menundanya beberapa kali, ujar pihak kepolisian Boston.
Ketegangan timbul menyusul laporan yang tidak akurat dari jaringan televisi berita CNN bahwa tersangka pelaku pemboman telah ditangkap.
Tak lama setelah CNN menarik laporan tersebut, pihak keamanan di pengadilan federal Boston memerintahkan staf, media dan pengacara untuk evakuasi karena ada ancaman bom yang ternyata tidak benar.
Bom-bom di Boston menewaskan Martin Richard, bocah lelaki berusia 8 tahun; Krystle Campbell, seorang perempuan berusia 29 tahun; dan mahasiswi S2 Boston University asal China, Lu Lingzi. Lebih dari 170 orang lainnya terluka karena ledakan bom ini.
"Apakah (serangan) ini datang dari dalam negeri atau negara lain, kami belum mengetahuinya secara pasti. Jadi saya tidak akan menyumbang pada spekulasi mengenainya,” ujar Menteri Luar Negeri John Kerry, yang sampai Januari merupakan senator senior dari negara bagian Massachusetts.
Di tengah banjirnya dukungan publik bagi korban, Kenneth Feinberg, pengacara yang mengawasi dana kompensasi untuk para korban serangan 11 September 2001 dan penembakan di Virginia Tech pada Apirl 2007, ditunjuk untuk mengurus dana bagi mereka yang terimbas pemboman di Boston.
Sampai Rabu sore, telah terkumpul dana sampai US$7 juta, termasuk dari sponsor dan donasi dari lebih dari 8.500 orang. (AP/Reuters)