Di sebuah bengkel yang terletak di sebuah pemakaman di Ibu Kota Jakarta, pembuat peti jenazah, Olaskar Purba, dan timnya bekerja keras.
Mereka menyatukan kotak-kotak yang terbuat dari kayu lapis dan mengecatnya dengan warna cokelat. Peti mati kemudian dilengkapi dengan lapisan dan ditutup dengan plastik sebelum dibawa pergi untuk digunakan.
"Sebelum kasus (virus corona) melonjak, biasanya kami hanya membuat hingga 10 peti mati dalam satu hari," kata pria berusia 62 tahun yang tampak lelah itu. "Namun sekarang sudah mencapai 30 pesanan per hari, dan kerjanya dua kali lipat,” tambah Olaskar, seperti dikutip oleh Reuters, Senin (6/7).
Indonesia sedang berjuang melawan salah satu gelombang wabah virus corona terburuk di Asia, yang dipicu oleh penyebaran varian Delta yang sangat menular. Varian ini pertama kali diidentifikasi di India.
Kementerian Kesahatan mengatakan tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit secara nasional mencapai 75 persen pada 2 Juli. Namun beberapa rumah sakit di Jawa, termasuk Jakarta, melaporkan tingkat keterisian mencapai 90 persen.
BACA JUGA: Dampak Kenaikan Kasus COVID-19, Sejumlah IGD Tutup Sementara dan Obat-obatan Mulai Langka"Bahan yang kami gunakan juga semakin sulit ditemukan, karena harga kayu lapis juga meningkat," kata Olaskar, menjelaskan bahwa dia kewalahan dengan pesanan peti mati yang tidak ada habisnya.
"Kami cukup khawatir karena kami menyadari banyak orang yang meninggal," tambah Olaskar. "Kepada semua orang di luar sana, tolong patuhi aturan pemerintah, pakai masker, dan jaga jarak sosial." [ah/au/ft]