Definisi baru yang diumumkan hari Jumat (6/1), akan menggantikan definisi lama mengenai kekerasan seksual yang telah dipakai selama delapan dekade, dan akan meningkatkan jumlah korban perkosaan yang dihitung dalam statistik FBI.
Langkah ini tidak akan mempengaruhi penuntutan, yang terjadi di tingkat negara bagian. Tapi itu memperbarui bahasa pemerintah AS agar sejalan dengan banyak negara yang telah memperluas definisi mereka mengenai kekerasan seksual.
Definisi perkosaan sekarang mencakup perkosaan terhadap pria, penetrasi oleh obyek atau bagian tubuh lainnya, dan hubungan seksual yang berdasarkan paksaan atau tidak berdasarkan 'suka sama suka' (nonconsensual) yang tidak menyertakan kekuatan.
Definisi ini mungkin mencakup orang yang tidak mampu memberikan persetujuan (hubungan seksual) karena pengaruh alkohol atau obat-obatan, atau karena usia yang tergolong 'di bawah umur'. Hubungan seksual melalui anal dan oral juga disertakan dalam definisi baru ini.
Kelompok advokasi korban dan aparat penegak hukum beberapa telah menyerukan perubahan selama bertahun-tahun, tetapi tuntutan mereka benar-benar mendapatkan momentum ketika Wakil Presiden AS, Joe Biden mengangkat hal ini sebagai masalah serius tahun lalu. Wapres Biden mensponsori Undang-Undang 'Kekerasan Terhadap Perempuan' saat dia menjabat sebagai Senator.
Perubahan baru akan memungkinkan pengumpulan data yang lebih baik yang memberikan pembuat kebijakan, Kongres dan lain-lain informasi yang lebih akurat untuk membantu mencegah dan menuntut kejahatan.