Pemerintah hari Kamis (2/7) akan menghentikan pencarian korban-korban pesawat yang jatuh di Medan dan menewaskan sekitar 140 orang.
Pesawat Hercules C-130B itu membawa 122 penumpang ketika jatuh tak lama setelah lepas landas.
"Kami tidak menemukan jenazah lagi sejak kemarin, jadi mudah-mudahan kita dapat menghentikan operasi pencarian dan penyelamatan hari ini," ujar Kapuspen TNI AU, Mayjen Fuad Basya.
Fuad mengatakan 135 orang telah dikukuhkan tewas, meski media lokal melaporkan Kamis bahwa sedikitnya 141 jenazah telah ditemukan dari lokasi kecelakaan.
Insiden ini merupakan yang terbaru dalam rangkaian bencana penerbangan di Indonesia dan telah mendorong Presiden Joko Widodo untuk memerintahkan evaluasi armada Angkatan Udara yang telah mendua. Jenis pesawat yang jatuh di Medan mulai dipakai setengah abad yang lalu.
TNI AU sekarang telah kehilangan empat pesawat C-130B, model yang membentuk tulang punggung armada transportasinya. Pemerintah di Jakarta telah melarang delapan pesawat serupa untuk terbang, sampai para penyelidik menemukan sebab kecelakaan.
Kecelakaan ini dapat membuat pemerintah meningkatkan anggaran militer, yang saat ini masih terendah di wilayah Asia Tenggara dengan hanya 0,8 persen dari PDB.
"Insiden di Medan menunjukkan bahwa peralatan transportasi militer perlu diperbarui segera," kata anggota Komisi I DPR T.B. Hasanuddin yang menangani urusan pertahanan.
"Kami menyarankan pemerintah untuk membeli pesawat yang lebih baru daripada menggunakan pesawat bekas meski yang baru lebih mahal," tambahnya.
Beberapa keluarga korban mengatakan para penumpang, banyak diantaranya yang diyakini merupakan warga sipil, telah membayar untuk naik pesawat itu, yang hendak terbang ke Kepulauan Nias.
Pihak Angkatan Udara telah menyangkal tuduhan itu dan mengatakan akan menyelidiki kemungkinan pelanggaran.