Pemerintah Imbau Pemudik Tak Gunakan Sepeda Motor

  • Alina Mahamel

Menteri Perhubungn E.E. Mangindaan, didampingi Kapolri dan Menteri ESDM, memberikan keterangan pers mengenai kesiapan pemerintah menghadapi arus mudik lebaran tahun ini, Senin 13/8 (foto: Alina/VOA).

Untuk menghindari kecelakaan selama arus mudik dan balik lebaran, pemerintah mengimbau masyarakat untuk tidak mudik dengan sepeda motor, sebagai gantinya pemerintah menyediakan truk dan bus gratis bagi para pemudik.
Hari Senin (13/8), Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan menyampaikan imbauan itu saat memaparkan evaluasi pelaksanaan mudik tahun lalu dan kesiapan pemerintah menghadapi arus mudik tahun ini dalam keterangan pers seusai rapat paripurna kabinet, di Kantor Presiden.

“Tahun lalu, kecelakaan yang paling menonjol terjadi pada saudara-saudara kita yang menggunakan sepeda motor. Kalau tidak salah angkanya 70-75 persen korban atau kecelakaan terjadi dari pemudik sepeda motor. Himbauan dari Bapak Kapolri sebenarnya mudik seyogyanya tidak menggunakan sepeda motor untuk menghindari kecelakaan,” ujar Menhub Mangindaan.

Menurut Menteri Perhubungan, pemerintah telah menyiapkan dua kapal PELNI dan kapal dari TNI Angkatan Laut untuk mengangkut pemudik dan sepeda motornya secara gratis.

“Kalau masih ada yang akan membawa sepeda motor akan kami tampung. Sampai saat ini ada sekitar 6.000 lebih sepeda motor yang dinaikkan di truk dan penumpangnya atau pemiliknya dinaikkan ke bus,” tambah Mangindaan.

Lonjakan pemudik juga diperkirakan akan terjadi pada angkutan kereta api dan pesawat terbang. Untuk pemudik yang menggunakan kereta api, Mangindaan memperkirakan jumlahnya akan naik 16,2 persen dibandingkan dengan tahun lalu.

Menhub mengatakan, "Reguler saja ada 216 perjalanan kereta api per-hari. Khusus untuk lebaran, kami tambah 46 perjalanan kereta api per-hari.”

Sementara itu, pemudik yang menggunakan pesawat terbang, diperkirakan angkanya akan melonjak 10 persen. Lonjakan ini juga sudah siap ditangani oleh tujuh maskapai penerbangan nasional yang ada.

Mengenai tarif pada saat lebaran, Kementerian Perhubungan telah menetapkan tarif atas dan tarif bawah.

“Sudah ada peraturan menteri untuk masing-masing moda transportasi mengenai tarif atas dan bawah. Sebagai contoh di Pulau Jawa untuk jalan raya, tarif atasnya adalah Rp 136/km/penumpang, dan tarif bawah Rp 86/km/penumpang. Sedangkan untuk di luar Jawa, memang ada variasi, namun umumnya untuk Sumatera tarif atasnya Rp 154/km/penumpang dan tarif bawahnya hampir sama. Ada sanksi jika ada yang melanggar,” katanya.

Beberapa tahun belakangan, semakin banyak masyarakat mudik dengan menggunakan sepeda motor dengan alasan menghemat biaya dan lebih cepat tiba di kampung halamannya.

Yanto dan Alifin adalah 2 warga pendatang di Jakarta, Yanto yang asli Cirebon bekerja sebagai kurir properti, sementara Alifin yang berasal dari Purworejo, membiayai hidupnya dengan menjadi supir ojek. Keduanya mengadu nasib di Jakarta dan hampir setiap tahun pulang dengan sepeda motor dan tetap memilih sepeda motor untuk mudik tahun ini.

"Kalau naik motor biayanya agak murah. Kalau naik motor biar macet tapi masih bisa jalan pelan-pelan," ujar Yanto memberi alasan.

Sementara Alifin mengatakan, "Lebih enak naik motor, gak kena macet, macet juga waktunya lebih cepat daripada naik bus atau travel. Harganya sih sebenarnya stabil, sama aja gak beda jauh.”

Selain menyiapkan semua angkutan yang akan digunakan oleh pemudik, keamanan pemudik selama melakukan perjalanan juga menjadi perhatian dari pemerintah. Kapolri Jenderal Timur Pradopo mengatakan.

"Polisi melaksanakan operasi khusus pengamanan Lebaran lebih dari sisi kemanusiaan yang kami laksanakan selama 16 hari. Menumpuknya masyarakat yang menggunakan jalan, berarti memerlukan jaminan keamanan juga jaminan kelancaran lalu lintas,” ujar Kapolri.

Kementerian Perhubungan memperkirakan puncak arus mudik akan terjadi pada H-3 atau pada tanggal 16 Agustus mendatang.