Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir hari Senin (27/3) mengatakan rencana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk merombak sistem peradilan negara itu telah ditangguhkan karena terus meluasnya aksi demonstrasi yang menentang rencana tersebut.
Ben-Gvir menambahkan pemerintah setuju untuk menangguhkan langkah itu hingga sesi parlemen pada musim panas nanti.
Seluruh pekerja Israel hari Senin (27/3) melancarkan aksi pemogokan, dan bergabung dengan puluhan ribu warga yang berdemonstrasi di luar gedung parlemen. Ini merupakan demonstrasi terbaru yang menentang rencana Netanyahu untuk merombak sistem peradilan yang akan memberi kontrol lebih besar pada mayoritas tipis faksi pimpinannya di parlemen, terutama dalam hal penunjukan hakim dan hak untuk membatalkan keputusan yang tidak disukai.
BACA JUGA: Protes Massa dan Pemogokan di Israel Tingkatkan Tekanan pada NetanyahuDemonstrasi terbaru itu terjadi setelah Netanyahu memecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant pada hari Minggu (26/3), sehari setelah pejabat pertahanan itu menyampaikan tentangannya terhadap rencana Netanyahu tersebut.
Para pekerja di Israel mogok kerja, sementara seluruh keberangkatan pesawat di bandara internasional dekat Tel Aviv dihentikan. Pusat perbelanjaan dan universitas-universitas juga ditutup. Serikat pekerja terbesar Israel menyerukan kepada 800.000 anggotanya – yang berada di sektor perawatan kesehatan, transit, perbankan dan pekerjaan lain – untuk mogok kerja. Serikat dokter utama juga mengatakan anggota-anggotanya akan mogok kerja. Sementara bursa saham Israel mengumumkan akan ditutup hari Selasa (28/3).
Presiden Isaac Herzog mendesak Netanyahu untuk menghentikan perombakan sistem peradilan yang kontroversial itu.
“Seluruh bangsa memiliki keprihatinan mendalam,” ujar Herzog Senin pagi.
Awalnya tidak jelas bagaimana Netanyahu, yang telah diadili atas tuduhan korupsi yang dibantahnya, akan menanggapi demonstrasi yang terus meluas itu. Media-media di Israel, mengutip sumber tanpa nama, mengatakan Netanyahu sebenarnya dapat menghentikan perombakan sistem peradilan itu, dan beberapa anggota Partai Likud telah mengatakan akan mendukungnya jika ia menangguhkan dorongan untuk melakukan perombakan.
BACA JUGA: Presiden Israel Desak Pemerintah Batalkan Rencana Reformasi YudisialTetapi ia tidak membuat pernyataan utama apapun sepanjang Senin pagi dan baru mengeluarkan pernyataan pertama sejak pemecatatan Gallant lewat Twitter. “Saya menyerukan kepada seluruh demonstran di Yerusalem, dari kelompok kanan dan kiri, untuk bertindak secara bertanggung jawab dan tidak melakukan aksi kekerasan.”
Gallant, dalam pernyataan di televisi hari Sabtu (24/3), mengingatkan bahwa perpecahan bangsa karena isu-isu ini “telah merasuk ke dalam badan-badan militer dan keamanan,” yang merupakan ancaman keamanan bagi negara.
Kelompok ultra-nasionalis yang mendukung kuat perombakan sistem peradilan itu merencanakan aksi demonstrasi terpisah hari Senin di luar Knesset. “Mereka tidak akan mencuri hasil pemilu dari kami,” demikian petikan selebaran acara yang diselenggarakan oleh Partai Relijius Zionis.
Rencana perombakan yang digagas Netanyahu, pemimpin paling lama berkuasa di negara Yahudi itu dan kini menjadi kepala pemerintahan paling kanan, telah menjerumuskan negara itu ke dalam salah satu krisis domestik terburuk. Demonstrasi yang telah berlangsung berminggu-minggu itu telah memecah belah warga, termasuk militer, di mana tentara cadangan semakin sering menyampaikan pandangan mereka secara terbuka, dan mengatakamn tidak akan mengabdi pada negara yang berbelok ke arah otokrasi. [em/jm]