Pemerintah Libya Salahkan NATO atas Kematian Warga Sipil

Seorang anak laki-laki Libya melewati gedung universitas di Zlitan yang hancur akibat serangan udara NATO (4/8).

Tripoli melontarkan tuduhan bahwa NATO membom sasaran-sasaran sipil di Zlitan itu melalui stasiun televisi pemerintah hari Kamis.

Pemerintah Libya menuduh NATO membom sasaran-sasaran sipil di Zlitan, sebuah kota di Libya barat yang telah menjadi medan bentrokan belakangan antara pasukan pro-pemerintah dan pemberontak.

Pemerintah melontarkan tuduhan itu melalui stasiun televisi pemerintah hari Kamis, sehari setelah para pejabat membantah klaim pemberontak bahwa pejuang oposisi telah menguasai kota itu.

Kantor Berita Perancis melaporkan beberapa pejabat Libya memandu para wartawan untuk meninjau di Zlitan Kamis. Pejabat-pejabat pemerintah mengatakan serangan udara NATO terhadap sebuah rumah di kota itu menewaskan tiga anggota keluarga, dua di antaranya anak-anak.

Dalam perkembangan terpisah, seorang putra pemimpin Libya Moammar Gaddafi mengklaim telah menjalin aliansi dengan salah seorang pemimpin Islamis dalam upaya memecah belah pihak oposisi di negara itu. Harian New York Times mengutip Saif al-Islam Gaddafi yang mengatakan telah mengadakan pembicaraan dengan Ali Sallabi.

Menurut surat kabar itu, Ali Sallabi mengakui berbicara dengan Gaddafi, tapi menyangkal adanya aliansi apapun - dan mengatakan kelompoknya masih mendukung seruan bagi demokrasi Libya tanpa keluarga Gaddafi.


Juga Kamis, sebuah kapal tanker yang dioperasikan oleh pemerintah Libya tiba di Benghazi yang dikuasai pemberontak. Pemberontak mengklaim telah merebut kapal itu dari pasukan pemerintah.

Para pejabat NATO mengatakan hari Rabu mereka mengizinkan kapal tersebut melanjutkan melanjutkan pelayaran ke pelabuhan yang dikuasai pemberontak itu.

NATO beroperasi di bawah mandat PBB yang menghendaki aliansi itu mengambil berbagai langkah – selain pendudukan – untuk melindungi warga sipil dan daerah-daerah sipil dari serangan pasukan Gaddafi.