Pemerintah Obama Mendukung Reformasi IMF

(Dari kiri ke kanan) Menteri Keuangan Singapura Tharman Shanmugaratnam, Gubernur Bank Meksiko Agustin Carstens, Direktur IMF Christine Lagarde dan Wakil Perdana Menteri Turki dan Ketua Komite G20 Ali Babacan (18/4/15). (REUTERS/Mike Theiler)

Dalam pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional IMF dan Bank Dunia di Washington DC pekan ini, ada desakan untuk meningkatkan hak suara negara-negara berkembang seperti China dan India di IMF, sebagaimana telah disepakati tahun 2010.

Pemerintahan Obama mendukung reformasi IMF tetapi belum berhasil membujuk para anggota Kongres untuk menyepakati perubahan di IMF, di mana Amerika memiliki hak veto.

Menteri Keuangan Amerika Jacob Lew hari Jum’at (17/4) mengatakan pemerintah Obama terus “berupaya memenuhi perlunya melakukan reformasi” untuk memodernisasi IMF. Ditambahkannya “Kongres harus bertindak” karena berlanjutnya kegagalan untuk menyetujui reformasi itu membuat beberapa sekutu Amerika mempertanyakan komitmen pada IMF dan institusi-institusi multilateral lain.

Pertemuan keuangan tahunan di Washington DC akan ditutup hari Minggu (19/4) di tengah meningkatkan keprihatinan bahwa Yunani mungkin gagal mencapai kesepakatan dengan kreditor-kreditor Uni Eropa dan IMF terkait paket dana talangan bernilai 270 milyar dolar.

Kepala Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengingatkan jika Yunani gagal bayar maka dunia akan menghadapi “situasi yang tidak menentu.”