Tekad untuk menyiapkan tempat relokasi permukiman warga yang terdampak langsung awan panas dan guguran lava Gunung Semeru Sabtu lalu (4/12) disampaikan Bupati Lumajang Thoriqul Haq dalam konferensi pers virtual Selasa malam (7/12).
Thoriqul Haq mengatakan, “Pak Presiden juga setuju, masyarakat yang sekarang ada di lokasi bencana, yang rumahnya tertimbun, kemudian sawahnya juga sudah tertimbun awan panas, Pak Presiden merencanakan untuk melaksanakan relokasi. Dan relokasi ini pilihannya di lahan milik negara.”
BACA JUGA: Jokowi Janji Relokasi Ribuan Rumah Warga Terdampak Erupsi Gunung SemeruSaat ini warga terdampak bencana Gunung Semeru mengungsi di lebih dari 40 titik lokasi pengungsian. Beberapa lokasi dinilai tidak lagi memadai untuk menampung warga yang mengungsi, sehingga pemerintah memutuskan memindahkan lokasi pengungsian ke sejumlah sekolah yang ada di seputar Lumajang.
“Tempat yang sekarang di beberapa fasilitas umum, di balai desa, di kantor Kecamatan, segera kita relokasi ke sekolah. Sekarang sedang diinventarisir beberapa sekolah, baik sekolah SD, SMP, maupun SMA, yang bisa digunakan sebagai tempat penampungan,” tambahnya.
Komandan Posko Tanggap Darurat, Bencana Dampak Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru, Kolonel Inf. Irwan Subekti mengatakan bahwa hingga satu minggu ke depan tim gabungan yang dipimpinnya masih akan melakukan pencarian warga yang hilang.
Pencarian korban dilakukan dengan tetap memperhatikan kondisi cuaca di kawasan Gunung Semeru, serta kewasapadaan akibat peningkatan tanda-tanda aktivitas vulkanik gunung tertinggi di Pulau Jawa ini.
Irwan Subekti mengaku upaya pencarian korban dan evakuasi terkendala pasir atau tanah yang masih panas, sehingga perlu kehati-hatian dalam melakukan pencarian. “Ini mengalami kendala yang sangat berat, kenapa? karena sampai dengan saat ini wilayah yang terdampak itu, pasirnya, tanahnya itu masih kondisi panas. Jadi, alat berat pun kita juga tidak berani untuk melaksanakan pencarian ke tempat-tempat yang kondisinya masih panas,” ujarnya.
Data Posko Tanggap Darurat pada Selasa (7/12), mencatat korban jiwa meninggal dunia akibat awan panas dan guguran lava Gunung Semeru mencapai 34 orang, 22 orang hilang, 22 orang luka, serta 4.250 orang terpaksa mengungsi. Sedangkan wilayah yang terdampak meliputi 17 desa di 10 kecamatan di Kabupaten Lumajang.
Plt, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Abdul Muhari, mengatakan upaya pemulihan terus dilakukan, seperti membangun jembatan gantung yang bersifat sementara, maupun jembatan pengganti Gladak Perak yang terputus. Abdul Muhari juga menyebut telah dilakukan pemulihan jaringan listrik, untuk membantu mempercepat upaya pemulihan.
“Penyulang terdampak erupsi satu unit sudah menyala, sehingga 100 persen sudah selesai. Gardu distribusi terdampak 112 unit, sudah menyala 112 unit, sehingga 100 persen pulih. Untuk pelanggan 30.523 terdampak, masih ada yang padan 2.482 sehingga sudah menyala 28.041 unit dengan prosentase 91,8 persen recovery,” pungkasnya. [pr/em]