Pemimpin G20 Bertekad Perbaharui Perlawanan terhadap ISIS

Pertemuan para pemimpin G20 di Antalya, Turki hari Senin (16/11).

Pemimpin-pemimpin G20 Senin (16/11) bertekad untuk meningkatkan usaha berbagi intelijen, memperketat perbatasan nasional mereka, dan berusaha mencegah penggalangan dana oleh teroris setelah terjadi serangan maut di Paris.

Pertemuan pemimpin-pemimpin G20 hari Senin (16/11) yang tadinya dimaksudkan untuk memfokuskan perhatian pada perdagangan, energi dan perubahan iklim, beralih ke isu serangan teroris di Paris.

“Kami sepakat bahwa tantangannya tidak bisa diatasi semata-mata dengan cara-cara militer, tetapi perlu sejumlah langkah,” kata Kanselir Jerman Angela Merkel ketika KTT Ekonomi G20 berakhir di Antalya, Turki.

Perdana Menteri Inggris David Cameron mengumumkan rencana untuk menyelenggarakan konferensi donor permulaan tahun depan untuk “menggalang dana besar” guna mengatasi banjir pengungsi dari Suriah yang hijrah ke Eropa sehingga terjadi migrasi terbesar di Eropa sejak PD ke 2.

“Ini semuanya bukanlah pengganti,” kata Cameron, “bagi kebutuhan yang paling mendesak, yakni menemukan solusi politik yang membawa perdamaian untuk Suriah dan memungkinkan jutaan pengungsi kembali.”

Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan kebutuhan bagi sebuah tindakan bersama dalam “memerangi kejahatan ini, sesuatu yang seharusnya kita lakukan dari dulu.”

Kantor Perdana Menteri Cameron mengatakan, Putin memberitahu pemimpin Inggris itu, di sela-sela pertemuan KTT itu, bahwa Moskow bermaksud melakukan lebih banyak usaha untuk melawan militan ISIS itu. Rusia telah melakukan sebuah kampanye serangan udara di Suriah, yang kini kebanyakan menyasarkan kelompok-kelompok penentang Presiden Suriah Bashar al-Assad, ketimbang ISIS.

Presiden Obama bertemu dengan beberapa kepala negara di KTT ini, yang berlangsung di sebuah peristirahatan Turki di Laut Tengah. Dia menyebut aksi teroris di Paris pada Jumat sebagai “sebuah serangan terhadap dunia yang beradab.”

Presiden Obama mengatakan, jangan menyamakan serangan seperti yang terjadi di Paris dengan Islam. Tetapi dia juga mengatakan, masyarakat Muslim harus berbuat lebih banyak guna memastikan generasi muda mereka tidak tertular oleh ideologi ekstremis.

Obama mengatakan, pemimpin Muslim tidak melakukan perlawanan yang cukup terhadap ekstremisme.

Obama bertemu dengan Cameron, Merkel, Perdana Menteri Italia Mateo Renzi, dan Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius pada Senin. Presiden Perancis tadinya dijadwalkan hadir tetapi memutuskan untuk tinggal di Perancis menyusul serangan teroris di Paris itu.

Obama berjanji akan membantu Perancis dalam memburu pelaku-pelaku serangan di Paris pada Jumat itu dan mengatakan, dia merencanakan melipat gandakan usaha untuk membasmi ISIS, atau yang dalam bahasa Arab disebut Daesh.

Sebuah video yang diduga berasal dari ISIS memperingatkan sebuah serangan terhadap Washington, mirip seperti yang terjadi di Paris.

Video itu yang muncul di media sosial Senin, mengancam semua negara yang terlibat dalam operasi militer terhadap kelompok militan itu, dan katanya negara-negara itu akan mengalami nasib yang sama seperti Perancis.

Orang yang berbicara dalam video itu secara khusus menyebut ibukota Amerika itu.

“Kepada semua negara yang ikut serta dalam kampanye ini, sebentar lagi atau di kemudian hari, mereka semua akan menghadapi hari seperti Perancis,” kata orang dalam video itu. “Kini kami telah memusnahkan Perancis di bumi mereka sendiri di Paris, kami bersumpah lewat perintah Allah, kami akan menghancurkan Amerika di jantung mereka di Washington.”

VOA tidak bisa mem-verifikasi keaslian dari video itu. Belum ada komentar dari pejabat Amerika. [jm]