Pemimpin Hong Kong Carrie Lam dalam jumpa pers mingguannya menolak berkomentar mengenai keputusan pihak berwenang untuk tidak memperpanjang visa bagi wartawan Australia Sue-Lin Wong yang bekerja untuk The Economist.
Namun Lam mengatakan bahwa itu adalah otonomi dan kebijakan pemerintah Hong Kong dalam memutuskan tentang siapa yang mendapatkan visa.
Sue-Lin Wong berbasis di Hong Kong dan meliput berita-berita di China daratan serta kota semiotonom ini.
Banyak yang khawatir mengenai terkikisnya kebebasan pers di kota yang semula menjadi benteng kebebasan pers itu.
BACA JUGA: Surat Kabar China Hapus Editorial yang Serukan Lebih Banyak Kebebasan MediaPekan lalu, sebuah survei Hong Kong Foreign Correspondents’ Club mendapati hampir separuh anggotanya sedang mempertimbangkan untuk meninggalkan kota itu.
Mereka menyatakan prihatin mengenai berkurangnya kebebasan pers di bawah UU keamanan nasional yang diberlakukan Beijing setelah protes antipemerintah besar-besaran pada tahun 2019.
Wong sebelumnya bekerja untuk Financial Times dan Reuters di China.
BACA JUGA: Serikat Jurnalis Hong Kong Katakan Kebebasan Pers TerkoyakPada Agustus tahun lalu, otoritas imigrasi Hong Kong menolak visa untuk Aaron Mc Nicholas, seorang redaktur baru bagi Hong Kong Free Press, sebuah media berita independen, tanpa memberikan alasannya.
Pada Juni lalu, Apple Daily, tabloid berbahasa Mandarin yang didukung miliarder prodemokrasi Jimmy Lai, terpaksa ditutup setelah polisi membekukan asetnya yang bernilai 2,3 juta dolar, menggeledah kantornya dan menangkap lima redaktur dan eksekutifnya. Polisi juga menuduh orang-orang itu berkolusi dengan pihak asing untuk membahayakan keamanan nasional. [uh/lt]