Seorang pemimpin kelompok simpatisan ISIS yang dicurigai, tewas, Kamis (5/1) dalam bentrokan dengan polisi Filipina di selatan, menimbulkan kekhawatiran bahwa kelompok brutal itu mungkin akan membalas dengan menyerang arak-arakan besar Katolik di Manila pekan depan.
Perwira Polisi, Leonardo Suan dan pejabat lainnya mengatakan, Mohammad Jaafar Maguid, pemimpin kelompok Islam kecil tetapi kejam yang disebut Ansar Al Khilafah Filipina, tewas dalam baku tembak sebelum fajar di kota Kiamba, di Provinsi Sarangani di selatan Filipina.
Tiga pengikut Maguid ini ditangkap dalam penembakan yang terjadi dekat sebuah resor pantai setelah polisimendapat laporan dari warga sipil tentang keberadaan orang-orang bersenjata, kata Suan, wakil direktur operasi polisi wilayah.
Kepala Kepolisian Nasional Filipina, Ronald Dela Rosa mengatakan, sisa pengikut Maguid dan sekutu militannya mungkin akan membalas, dengan menyerang prosesi tahunan patung hitam Yesus Kristus berumur ratusan tahun, yang disebut Black Nazarene, di Manila, Senin.
Sebagai bagian dari keamanan tambahan untuk prosesi, yang diperkirakan menarik jutaan pemuja Filipina, Dela Rosa mengumumkan larangan membawa senjata dan memerintahkan lebih banyak polisi dikerahkan untuk mengamankan acara keagamaan besar itu.
Dia mengatakan, Maguid dan kelompoknya berada di belakang banyak pemboman, pembunuhan, pemenggalan dan aksi teror lainnya, termasuk ledakan granat yang menewaskan seorang polisi dan melukai puluhan orang. Dia juga diduga merekrut anak-anak di bawah umur.
Pada bulan Agustus, pasukan pemerintah bentrok dengan kelompok Maguid di kota Maasim, menewaskan tiga pengikutnya dan merebut dua senapan dan bendera hitam ISIS.
Sejumlah kelompok Islam lainnya di Filipina selatan, termasuk Abu Sayyaf, telah bersumpah setia pada kelompok ISIS, tetapi militer mengatakan belum ada tanda-tanda kolaborasi langsung antara orang-orang bersenjata Filipina dan gerilyawan di Suriah dan Irak. (ps/Isa)