Sementara Korea Utara memerangi wabah COVID-19, pemimpin Kim Jong Un mengecam tanggapan negaranya atas krisis itu.
Kim bertemu pejabat pemerintah pada Selasa (17/5), dan menurut media pemerintah, ia menyebut upaya mereka 'belum matang' dan tidak memadai.
Sejak Korea Utara pertama kali mengakui wabah itu pekan lalu, negara itu telah melaporkan sekitar 1,7 juta orang dengan gejala demam dan lebih dari 60 kematian.
BACA JUGA: Korut Mobilisasi Militer untuk Hentikan Penyebaran COVID-19
Negara itu telah memobilisasi angkatan bersenjata untuk membantu memerangi virus. Televisi pemerintah pada Selasa menunjukkan sejumlah besar tentara berkumpul di alun-alun di ibu kota. Namun, Korea Utara belum melakukan vaksinasi massal dan memiliki kemampuan terbatas dalam pengetesan. Banyak ahli khawatir mungkin sulit untuk menilai seberapa luas dan cepat penyakit ini menyebar.
Semua terjadi sementara Kim dikatakan sedang mempertimbangkan untuk menguji rudal balistik antarbenua dalam beberapa hari ke depan.
Menurut pejabat Amerika dan Korea Selatan, uji coba itu diperkirakan akan dilakukan menjelang lawatan resmi pertama Presiden Joe Biden ke Korea Selatan pada Jumat.
BACA JUGA: Kim Jong Un Kritik Langkah Penanganan COVID-19
Uji coba senjata bisa membayangi lawatan Biden dan memperumit upaya internasional dalam menawarkan bantuan kepada Pyongyang untuk menanggulangi COVID.
Seorang juru bicara PBB memperingatkan pada Selasa bahwa upaya Korea Utara untuk mengekang virus bisa memiliki konsekuensi yang menghancurkan bagi hak asasi manusia di negara itu. [ka/ab]