Para pemimpin negara-negara Arab dan Muslim mulai tiba di Arab Saudi untuk menghadiri konferensi tingkat tinggi yang akan digelar pada Senin (11/11), yang akan berfokus pada perang-perang Israel di Gaza dan Lebanon, kata media pemerintah Saudi.
Kementerian luar negeri Arab Saudi mengumumkan pertemuan itu pada akhir Oktober, dalam pertemuan pertama “aliansi internasional” yang mendorong solusi dua negara atas konflik Israel-Palestina.
Peserta konferensi akan “membahas agresi Israel yang terus berlanjut terhadap wilayah Palestina dan Republik Lebanon, serta perkembangan terkini di kawasan tersebut,” kata Kantor Berita Saudi pada hari Minggu (10/11).
Pertemuan itu digelar setahun setelah pertemuan serupa diselenggarakan di Riyadh oleh Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), di mana para pemimpin kedua organisasi itu mengutuk tindakan pasukan Israel di Gaza sebagai hal yang “biadab”.
BACA JUGA: Sumber: Qatar Setop Sementara Mediasi Pembicaraan Gencatan Senjata GazaSiaran kanal berita afiliasi pemerintah Saudi, Al-Ekhbariya, menunjukkan Presiden Nigeria Bola Tinubu dan Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mendarat di Riyadh pada hari Minggu.
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif juga dijadwalkan menghadiri pertemuan tersebut, kata kementerian luar negeri Pakistan pekan lalu. Ia juga rencananya akan menyerukan “segera diakhirinya genosida di Gaza” dan “segera diakhirnya petualangan Israel di kawasan tersebut”.
OKI yang beranggotakan 57 negara dan Liga Arab dengan 22 negara anggota mencakup negara-negara yang mengakui kedaulatan Israel dan negara-negara yang menentang dengan tegas integrasinya di kawasan.
KTT tahun lalu di Riyadh diwarnai ketidaksepakatan mengenai langkah-langkah yang patut diambil, seperti pemutusan hubungan ekonomi dan diplomatik dengan Israel, serta mengganggu pasokan minyak ke negara itu.
BACA JUGA: Lebanon: 20 Orang Tewas Akibat Serangan Israel di Utara BeirutPerang di Gaza kembali pecah setelah Hamas melancarkan serangan ke Israel selatan pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.206 orang, di mana sebagian besarnya warga sipil, menurut perhitungan AFP atas data resmi Israel.
Serangan balasan Israel sendiri telah menewaskan lebih dari 43.600 orang di Gaza, yang sebagian besarnya adalah warga sipil, menurut data kementerian kesehatan Gaza yang dikelola Hamas, yang dianggap PBB dapat diandalkan.
Sementara itu, kelompok Hizbullah yang bermarkas di Lebanon, yang seperti Hamas juga didukung oleh Iran, mulai melancarkan serangan lintas perbatasan ke Israel setelah serangan 7 Oktober.
Aksi saling serang lintas perbatasan itu meningkat pada akhir September, ketika Israel mengintensifkan serangan udaranya sebelum mengirim pasukan darat ke Lebanon selatan untuk menghadapi Hizbullah. [rd/ab]