Pemimpin pemberontak Sudan Selatan, Riek Machar telah sepakat untuk menghadiri pembicaraan perdamaian yang akan diadakan di Addis Ababa, Ethiopia.
Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan, pemimpin pemberontak Sudan Selatan telah sepakat untuk menghadiri pembicaraan perdamaian di Addis Ababa.
Namun, berbicara di ibukota Sudan Selatan, Juba hari Selasa (6/5), Ban tidak menyebut-nyebut apakah Riek Machar akan bertemu Presiden Sudan Selatan Salva Kiir, yang mengatakan kepada wartawan bahwa ia siap bertemu Machar di ibukota Ethiopia.
Ban mengatakan, Machar mengingatkan ia mungkin tidak sampai di Addis hari Jumat, tanggal yang ditetapkan untuk pertemuan itu, karena berada di lokasi yang terpencil.
Machar telah bersembunyi selama berbulan-bulan sementara pasukan pemberontak dan pasukan pemerintah bentrok di berbagai penjuru Sudan Selatan. Lebih dari 1,2 juta orang terpaksa mengungsi akibat pertempuran dan kekerasan antar etnik.
Sebelumnya pekan ini, dalam kunjungannya ke Juba, Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry memperingatkan tentang sanksi dan kemungkinan konsekuensi lain jika pemerintah Sudan Selatan dan pasukan pemberontak tidak mau melakukan perundingan perdamaian.
Kedua pihak menandatangani perjanjian gencatan senjata pada bulan Januari, tetapi pertempuran terus berlanjut.
Namun, berbicara di ibukota Sudan Selatan, Juba hari Selasa (6/5), Ban tidak menyebut-nyebut apakah Riek Machar akan bertemu Presiden Sudan Selatan Salva Kiir, yang mengatakan kepada wartawan bahwa ia siap bertemu Machar di ibukota Ethiopia.
Ban mengatakan, Machar mengingatkan ia mungkin tidak sampai di Addis hari Jumat, tanggal yang ditetapkan untuk pertemuan itu, karena berada di lokasi yang terpencil.
Machar telah bersembunyi selama berbulan-bulan sementara pasukan pemberontak dan pasukan pemerintah bentrok di berbagai penjuru Sudan Selatan. Lebih dari 1,2 juta orang terpaksa mengungsi akibat pertempuran dan kekerasan antar etnik.
Sebelumnya pekan ini, dalam kunjungannya ke Juba, Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry memperingatkan tentang sanksi dan kemungkinan konsekuensi lain jika pemerintah Sudan Selatan dan pasukan pemberontak tidak mau melakukan perundingan perdamaian.
Kedua pihak menandatangani perjanjian gencatan senjata pada bulan Januari, tetapi pertempuran terus berlanjut.