Surat kabar prodemokrasi Hong Kong Apple Daily akan dipaksa tutup “dalam hitungan hari” setelah pihak berwenang membekukan aset perusahaan itu berdasarkan UU keamanan nasional, kata Mark Simon, penasihat taipan media Hong Kong yang dipenjarakan Jimmy Lai kepada kantor berita Reuters, hari Senin (21/6).
Simon yang berbicara melalui telepon dari AS mengatakan, Next Digital, penerbit surat kabar populer di Hong Kong itu akan mengadakan pertemuan dewan direksi hari Senin untuk membahas langkah selanjutnya.
“Kami pikir kami akan mampu bertahan hingga akhir bulan,” kata Simon. “Ini semakin sulit. Pada dasarnya ini dalam hitungan hari.”
BACA JUGA: Polisi Hong Kong Gerebek Kantor Apple Daily yang ProdemokrasiPernyataannya itu mengisyaratkan penutupan semakin dekat, meskipun Apple Daily pada hari Minggu (20/6) menyatakan bahwa pembekuan aset-asetnya telah meninggalkan surat kabar tersebut dana tunai untuk operasi normal “selama beberapa pekan.”
Kabar ini muncul dua hari setelah permohonan pembebasan dengan jaminan pemimpin redaksi Ryan Law, 47, dan pemimpin eksekutif Cheng Kim-hung, 59, ditolak. Mereka sebelumnya didakwa berkolusi dengan negara asing.
Tiga eksekutif lainnya juga ditangkap Kamis pekan lalu sewaktu 500 polisi menggerebek kantor surat kabar itu. Penggerebekan tersebut menuai kecaman dari negara-negara Barat, berbagai organisasi HAM global dan juru bicara Sekjen PBB untuk urusan HAM.
Ketiga orang tersebut telah dibebaskan dengan jaminan.
Simon mengatakan kepada Reuters bahwa mustahil untuk melakukan kegiatan perbankan.
“Vendor berusaha memasukkan uang ke rekening kami dan ditolak. Kami tidak dapat melakukan kegiatan perbankan. Beberapa vendor berusaha melakukan itu untuk membantu. Kami hanya ingin mengetahuinya dan ditolak,” katanya.
Surat kabar itu semakin ditekan sejak pemiliknya sekaligus pengkritik keras Beijing, Jimmy Lai, yang kini dipenjarakan, ditangkap berdasarkan UU keamanan nasional Agustus lalu dan setelah itu sebagian asetnya dibekukan.
Tiga perusahaan yang terkait dengan Apple Daily juga dituntut karena berkolusi dengan negara asing dan pihak berwenang telah membekukan 2,3 juta dolar aset mereka. [uh/ka]