Pendekatan Trump dan Biden ke Asia

Ilustrasi Presiden AS Donald Trump (kiri) dan mantan Wakil Presiden AS Joe Biden menjelang Pilpres AS di Tokyo, Jepang, 26 Oktober 2020. (Foto: dok).

Siapapun yang memenangkan pemilihan presiden Amerika 3 November ini akan menimbulkan dampak tidak saja pada warga di dalam negeri, tetapi juga di kawasan, termasuk diantaranya di Asia. Eva Mazrieva melaporkan perbedaan pendekatan yang bakal dilakukan Trump dan Biden jika kelak menjabat sebagai orang nomor satu di Gedung Putih.

Kawasan Asia memainkan peran yang cukup signifikan bagi Amerika. Lebih dari 40 persen perdagangan barang dan jasa Amerika dilakukan di Asia, yang mendukung lebih dari empat juta lapangan pekerjaan di negeri Paman Sam ini. Investasi asing langsung Amerika di Asia bahkan melebihi gabungan investasi Amerika di Jepang, China dan Korea Selatan. Prof. Brandon Prins di Universitas Tennessee menjabarkan hal ini ketika diwawancarai VOA Minggu pagi (1/11).

“Selain semua itu, sembilan dari sepuluh pelabuhan tersibuk di dunia terdapat di Asia dan lebih dari 50 persen lalu lintas perdagangan melewati jalur maritim Asia. Hal penting lain adalah sumber daya alam di Asia yang sangat krusial bagi banyak produk di Amerika, termasuk begitu banyak barang-barang elektronik di mana Amerika telah menanamkan investasi hingga miliaran dolar. Ini semua penting bagi keamanan Amerika dan sekaligus lapangan pekerjaan di Amerika,” jelasnya.

BACA JUGA: Bertemu Pompeo, Jokowi Berharap Tingkatkan Kerja Sama Ekonomi AS-Indonesia

Hal senada disampaikan Kepala Pusat Analisa Kebijakan dan Pembangunan di Amerika dan Eropa di Kementerian Luar Negeri, Ben Perkasa. Negara-negara di Asia, khususnya di Asia Tenggara, ujar Ben, adalah yang paling cepat berkembang di dunia.

“Bagi Indonesia, Amerika adalah mitra dagang dan sumber surplus perdagangan terbesar. Nilai perdagangan Indonesia dan Amerika tahun 2019 lalu saja mencapai 27,1 miliar dolar. Memang jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya ada penurunan hampir lima persen, tetapi jika dilihat dalam jangka panjang tetap ada trend kenaikan,” jelas Ben.

BACA JUGA: Perbedaan Kebijakan Luar Negeri Biden dan Trump

Meskipun demikian tidak dapat dilupakan bahwa potensi konflik di Asia juga besar, terutama sengketa wilayah maritim. Lima negara pemilik nuklir: India, Pakistan, Rusia, Korea Utara dan China, juga ada di kawasan ini.

Prof. Brandon Prins di Universitas Tennessee mengatakan jika Trump kembali memenangkan masa jabatan kedua maka hampir dapat dipastikan ia akan melanjutkan kebijakan “Amerika First” atau “Amerika Yang Pertama,” termasuk di dalamnya sistem perekonomian yang sangat nasionalis. Sementara jika Biden yang menang, maka ia harus melakukan penataan kembali menuju kebijakan yang lebih pro-aliansi dan multilateral.

“Jika Trump menang maka ia akan kembali melanjutkan kebijakan 'America First' yang benar-benar berkonsentrasi pada perdagangan dan keamanan yang menguntungkan Amerika, termasuk mengambil sikap yang lebih tegas terhadap China sebagaimana yang dilakukan sebelumnya. Jika Biden menang, saya kira ia akan memulihkan kembali sejumlah perjanjian perdagangan, misalnya tentang TPP [perjanjian Kemitraan Trans-Pasifik.red]. Pendekatan pemerintahannya akan lebih bersifat multilateral dan hubungan kerjasama ekonomi dan keamanan di Asia Pasifik,” jelasnya.

Pakar hukum internasional UI, Prof. Dr. Hikmahanto Juwana (Foto: Courtesy).

Guru besar di Fakultas Hukum Universitas Indonesia Prof. Dr. Hikmahanto Juwana menilai jika Biden terpilih memang ada pekerjaan besar yang harus dilakukan, antara lain “mengembalikan nilai-nilai yang selama ini dianut Amerika, memajukan dunia yang ujungnya memajukan Amerika, menumbuhkan ekonomi dunia yang ujung-ujungnya menumbuhkan ekonomi Amerika dan menjadi polisi dunia yang ujungnya memberi keamanan bagi Amerika.” [em/jm]