Sebuah pengadilan yang didukung PBB telah membuka sidang terhadap empat orang terdakwa dalam pembunuhan mantan perdana menteri Lebanon Rafik Hariri tahun 2005.
Pengadilan Khusus untuk Lebanon memulai sidang di Belanda hari Kamis (16/1) terhadap empat anggota kelompok militan Hizbullah terdakwa pembunuhan mantan Perdana Menteri Lebanon Rafik Hariri, yang diadili in absentia.
Jaksa penuntut Norman Farrell mengatakan dalam pernyataan pembukaannya, mereka yang bertanggungjawab dalam ledakan itu bermaksud tidak hanya membunuh Hariri, tapi juga warga sipil. Ia mengatakan, para penyerang menggunakan bom dalam jumlah yang sangat berlebihan, jauh lebih banyak dari yang diperlukan untuk membunuh sasaran. Menurutnya, tujuan para penyerang tidak hanya membunuh target tapi juga mengirim pesan menyeramkan dan menimbulkan kepanikan di Lebanon.
Tim penuntut berencana menampilkan ratusan saksi dalam kasus ini. Tim pembela diperkirakan akan menyampaikan pernyataan pembukaannya pada hari Senin.
Mantan PM Lebanon Rafik Hariri tewas ketika sebuah kendaraan bermuatan bahan peledak meledak di Beirut, menewaskan 21 orang dan melukai 231 lainnya.
Hizbullah telah membantah terlibat dalam serangan itu, dan mengecam pengadilan sebagai konspirasi oleh Israel dan Amerika Serikat.
Jaksa mengatakan keempat orang itu mengambil bagian dalam konspirasi untuk membunuh Hariri. Dua dari mereka menghadapi tuduhan benar-benar melaksanakan pemboman itu, sementara jaksa mengatakan dua lainnya menggunakan panggilan telepon ke kantor berita dan memalsukan pengakuan rekaman video palsu untuk membuat klaim palsu tanggung jawab.
Jaksa penuntut Norman Farrell mengatakan dalam pernyataan pembukaannya, mereka yang bertanggungjawab dalam ledakan itu bermaksud tidak hanya membunuh Hariri, tapi juga warga sipil. Ia mengatakan, para penyerang menggunakan bom dalam jumlah yang sangat berlebihan, jauh lebih banyak dari yang diperlukan untuk membunuh sasaran. Menurutnya, tujuan para penyerang tidak hanya membunuh target tapi juga mengirim pesan menyeramkan dan menimbulkan kepanikan di Lebanon.
Tim penuntut berencana menampilkan ratusan saksi dalam kasus ini. Tim pembela diperkirakan akan menyampaikan pernyataan pembukaannya pada hari Senin.
Mantan PM Lebanon Rafik Hariri tewas ketika sebuah kendaraan bermuatan bahan peledak meledak di Beirut, menewaskan 21 orang dan melukai 231 lainnya.
Hizbullah telah membantah terlibat dalam serangan itu, dan mengecam pengadilan sebagai konspirasi oleh Israel dan Amerika Serikat.
Jaksa mengatakan keempat orang itu mengambil bagian dalam konspirasi untuk membunuh Hariri. Dua dari mereka menghadapi tuduhan benar-benar melaksanakan pemboman itu, sementara jaksa mengatakan dua lainnya menggunakan panggilan telepon ke kantor berita dan memalsukan pengakuan rekaman video palsu untuk membuat klaim palsu tanggung jawab.