Pengamat Internasional: Hasil Pemilu Kongo Tak Kredibel

Para pendukung tokoh oposisi Etienne Tshisekedi menunjukkan kartu-kartu suara yang 'cacat' di Kinshasa (foto: dok).

Lembaga 'Carter Center' menilai pemilu Presiden di Kongo dikotori berbagai ketidakberesan dalam hal penghitungan surat suara.

Carter Center, tim pengamat Pemilu internasional yang berpusat di Amerika, mengatakan hasil pemilihan presiden bulan lalu di Republik Demokratik Kongo "salah kelola" dan tidak kredibel. Ditambahkan, hasil Pemilu yang menunjukkan Presiden Joseph Kabila terpilih kembali, dikotori berbagai ketidakberesan dalam hal penghitungan surat suara.

Dalam pernyataan Sabtu malam, Carter Center menyatakan ada bukti bahwa surat-surat suara dari hampir 2.000 tempat pemungutan suara di ibukota Kongo, Kinshasa, hilang. Ditambahkan, beberapa lokasi di seantero Kongo melaporkan 99 sampai 100 persen pemilih yang memberikan suara, dengan sebagian besar atau semua suara diberikan kepada presiden yang berkuasa.

Komisi Pemilu Kongo hari Jumat menyatakan, Kabila adalah pemenang pemilu tanggal 28 November. Namun, penantang utamanya, pemimpin oposisi Etienne Tshisekedi, menolak hasil itu dan menyatakan dirinya sebagai presiden. Jurubicara Tshisekedi hari Minggu mengatakan ia berharap masyarakat internasional akan memberi solusi atas krisis itu, seraya menambahkan aksi protes kalaupun terjadi, akan damai.

Menteri Luar Negeri Prancis Alain Juppe memperingatkan, situasi itu menjadi eksplosif, dan ia mendesak kedua pihak agar menghindari kekerasan. Aksi-aksi protes kekerasan dan penjarahan menyebabkan empat orang tewas di Kinshasa setelah pengumuman hasil Pemilu, tapi pengerahan besar-besaran polisi dan tentara telah membuat kota itu kembali tenang.