Pengobatan segera bagi penderita HIV akan mempersiapkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus serta menghindari pengobatan yang mahal kemudian hari.
Sebagian besar penderita HIV/AIDS tidak segera diobati setelah mereka tertular. Sebaliknya, prosedur yang umum adalah menunggu sampai sel kekebalan CD4 mereka mencapai tingkat tertentu atau gejala lain berkembang.
Namun, para peneliti di Universitas Amsterdam menduga bahwa dengan memulai pengobatan singkat segera setelah penularan HIV diidentifikasi justru akan mempersiapkan sistem kekebalan tubuh penderita untuk melawan virus.
Untuk mengetahuinya, 168 penderita HIV yang baru didiagnosis dibagi menjadi tiga kelompok. Satu kelompok diberi obat antiretroviral selama 24 minggu, yang lain selama 60 minggu, dan kelompok ketiga tidak mendapat pengobatan, yang merupakan standar pengobatan saat ini.
Peneliti Marlous Grijsen mengatakan bahwa mereka yang langsung diberi obat tidak mengalami efek samping yang signifikan.
"Kualitas hidup tidak dipengaruhi secara negatif pada penderita yang diobati dini. Jadi, jika kita membandingkan dengan penderita yang tidak diobati, kualitas hidup tidak dirugikan," paparnya.
Kemudian para peneliti menunggu sampai pedoman pengobatan standar mengatakan pasien harus memulai pengobatan antiretroviral - berdasarkan jumlah CD4 yang rendah, misalnya, yang menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh penderita melemah ke tingkat yang berbahaya.
Kelompok yang tidak langsung mendapatkan obat setelah terular membutuhkan antireroviral sekitar delapan bulan kemudian. Sementara kedua kelompok yang diberi obar=t mampu menunda pengobatan kembali antara satu sampai dua setengah tahun.
Peneliti lainnya, Jan Prins, mengatakan pengobatan dini itu membantu mengekang virus.
"Penderita yang mendapat pengobatan dini terbukti memiliki respon yang lebih baik melawan HIV. Jumlah virus dalam darah lebih rendah pada penderita yang diobati lebih dini," ungkapnya.
Prins menambahkan penderita yang memulai pengobatan antiretroviral sementara membutuhkan waktu pengobatan lebih singkat dan lebih murah.
Namun, para peneliti di Universitas Amsterdam menduga bahwa dengan memulai pengobatan singkat segera setelah penularan HIV diidentifikasi justru akan mempersiapkan sistem kekebalan tubuh penderita untuk melawan virus.
Untuk mengetahuinya, 168 penderita HIV yang baru didiagnosis dibagi menjadi tiga kelompok. Satu kelompok diberi obat antiretroviral selama 24 minggu, yang lain selama 60 minggu, dan kelompok ketiga tidak mendapat pengobatan, yang merupakan standar pengobatan saat ini.
Peneliti Marlous Grijsen mengatakan bahwa mereka yang langsung diberi obat tidak mengalami efek samping yang signifikan.
"Kualitas hidup tidak dipengaruhi secara negatif pada penderita yang diobati dini. Jadi, jika kita membandingkan dengan penderita yang tidak diobati, kualitas hidup tidak dirugikan," paparnya.
Kemudian para peneliti menunggu sampai pedoman pengobatan standar mengatakan pasien harus memulai pengobatan antiretroviral - berdasarkan jumlah CD4 yang rendah, misalnya, yang menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh penderita melemah ke tingkat yang berbahaya.
Kelompok yang tidak langsung mendapatkan obat setelah terular membutuhkan antireroviral sekitar delapan bulan kemudian. Sementara kedua kelompok yang diberi obar=t mampu menunda pengobatan kembali antara satu sampai dua setengah tahun.
Peneliti lainnya, Jan Prins, mengatakan pengobatan dini itu membantu mengekang virus.
"Penderita yang mendapat pengobatan dini terbukti memiliki respon yang lebih baik melawan HIV. Jumlah virus dalam darah lebih rendah pada penderita yang diobati lebih dini," ungkapnya.
Prins menambahkan penderita yang memulai pengobatan antiretroviral sementara membutuhkan waktu pengobatan lebih singkat dan lebih murah.