Pengunjuk Rasa di Lebanon Tuntut Perubahan Politik

Seorang demonstran anti-pemerintah mengacungkan poster dalam unjuk rasa menentang bank sentral dan pemerintah Lebanon di Beirut, Lebanon, 31 Oktober 2019

Warga Lebanon yang menuntut perubahan politik masih memblokir jalan-jalan di negara kecil di laut Tengah itu. Mereka hanya mengizinkan petugas keamanan dan medis melaluinya, sementara demonstrasi memasuki minggu ketiga.

Para pengunjuk rasa bergabung dalam persatuan nasional yang langka, menyalahkan para pemimpin politik atas korupsi yang merajalela dan layanan masyarakat yang buruk. Mereka juga menuntut perombakan total atas politik Lebanon yang berbasis sektarian.

Analis politik Yordania Labib Kamhawi mengatakan ketidakpuasan yang meluas di antara warga Lebanon dan tuntutan mereka untuk mengakhiri seluruh struktur pemerintahan sudah diperkirakan cukup lama. Dan sekarang, rakyat Lebanon - baik Kristen, Sunni, Syiah, atau Druze - mengatakan mereka sudah cukup bersabar.

"Kemunduran yang terus-menerus dalam semua aspek kehidupan, termasuk masalah lingkungan, korupsi yang merajalela, masalah sampah beberapa tahun yang lalu, sekarang kebakaran yang melanda Lebanondan menghancurkan banyak tanaman hijau, perpajakan tidak adil yang diperkenalkan oleh rancangan anggaran, yangsudah dibatalkan, menciptakan perasaan di antara warga Lebanon mempersatukan rakyat dan keyakinan umum bahwa mereka tidak dapat mempercayai status quo politik," kata Kamhawi.

"Semua orang ini korup, dan mereka harus pergi. Bangsa makmur ini menjadi sangat miskin."

Perdana Menteri Saad Hariri mengundurkan diri awal pekan ini, permintaan utama para pengunjuk rasa menyusul penghancuran tenda mereka oleh pasukan Hizbullah Syiah, tetapi Presiden Michel Aoun memintanya untuk tetap menjabat sebagai perdana menteri sementara.

Dalam mosaik agama Lebanon, negara itu dipimpin presiden yang beragama Kristen, perdana menteri seorang Muslim Sunni dan ketua parlemen seorang Syiah. Sebagian yakin Hariri mungkin memimpin pemerintahan teknokratis untuk mengatasi krisis keuangan dan memenuhi tuntutan pengunjuk rasa. [my/pp]