Suhu panas yang melanda banyak bagian Amerika belakangan ini tercatat paling tinggi dalam puluhan tahun terakhir. Tapi walaupun ada konsensus umum bahwa dunia makin panas, Presiden Amerika Donald Trump mengancam akan menarik Amerika keluar dari Perjanjian Iklim yang dicapai di Paris tahun lalu.
Bill McKibben adalah penulis selusin lebih buku yang bertemakan perubahan iklim dilihat dari berbagai sudut. Paling baru adalah yang berjudul “Making Life On A Tough New Planet.”
Apa yang disebutnya sebagai planet yang baru itu adalah bumi, tempat munculnya peradaban manusia. Tapi, kata McKibben, planet itu kini sudah jauh berbeda.
”Atmosfir kita mengandung lebih banyak uap air. Es di kedua kutub sedang mencair, dan kalau kita tidak berbuat sesuatu, keadaannya akan menjadi jauh lebih gawat.”
Kata PBB, 300,000 orang meninggal tiap tahun karena dampak peningkatan suhu bumi. Perubahan iklim mendorong tingkat perpindahan penduduk yang lebih besar dan timbulnya konflik, yang pada gilirannya meningkatkan kemiskinan, penyakit dan kelaparan.
Ia mengatakan, untuk mengurangi emisi gas karbon, kita harus membayar ekstra untuk terus menggunakan listrik yang dihasilkan oleh minyak, gas alam dan batubara.
“Tapi kalau kita harus membayar mahal untuk energi yang dihasilkan oleh bahan bakar fossil yang merusak itu, pastilah kita akan menggunakan jauh lebih sedikit bahan-bahan yang menimbulkan polusi itu. Ini berarti, kita harus mencari cara-cara lain untuk menghasilkan energi.”
Tapi, kata McKibben lagi, perubahan kearah penggunaan sumber-sumber energi hijau tidak akan terjadi dengan cepat. Walaupun permintaan akan energi yang terbarukan terus naik, jumlahnya baru mencapai tujuh persen dari kebutuhan energi dunia.
Kata McKibben, manusia harus memusatkan perhatian bagaimana kita bisa bertahan hidup dalam zaman ini.
Pengarang buku berjudul “Making Life on a Tough Planet” itu juga mencatat bahwa perdebatan tentang perubahan iklim di Amerika sangat bersifat politik dan tidak ilmiah.
“Polarisasi itu paling banyak terdapat di Amerika. Tempat-tempat lain yang saya kunjungi telah mengambil sikap yang jauh lebih serius dan matang, dibanding sikap kebanyakan orang Amerika tentang perubahan iklim.”
Itulah kata Bill McKibben, pengarang buku tentang dunia yang semakin keras dan sulit untuk didiami, karena ulah manusia sendiri. [ii]