Hayat Boumedienne pergi ke Istanbul hanya beberapa hari sebelum serangan di Perancis, dan setelah beberapa hari di Turki, dilaporkan melintasi perbatasan masuk ke Suriah lewat bantuan penyelundup.
Dosen ilmu politik Cengiz Akar dari Universitas Sulaiman Syah di Istanbul menilai, kemudahan Boumedienne melakukan perjalanan di Turki menempatkan Ankara dalam posisi yang sulit.
"Hal ini sangat merusak citra Turki. Turki sudah disoroti sebelumnya sehubungan kerjasama pasif dengan anggota-anggota ISIS di Irak dan Suriah. Jadi kini, nama Turki terkait di media, dengan perempuan yang sedang dicari-cari sehubungan pembunuhan di Paris. Dan ini bukan situasi yang diinginkan,” kata Akar.
Ankara menghadapi kritik semakin besar dari sekutu-sekutu Baratnya, yang mengatakan, negara itu menjadi jalan raya bagi Jihadis yang hendak bergabung dengan ISIS di Irak dan Suriah.
Kepala intelijen Jerman, Hans Georg Maasen, mengatakan bulan ini bahwa 90 persen dari 550 warga negara Jerman yang pergi ke Suriah melewati Turki.
Tetapi menurut Semih Idiz, penulis kolom diplomatik harian Taraf dan situs al-Monitor di Turki, pelarian Boumedienne baru-baru ini juga menggaris bawahi kekecewaan Turki dengan Eropa.
Ankara terus menerus mengeluh tentang kegagalan badan intelijen Barat dalam menyediakan informasi yang cukup dan tepat waktu tentang jihadis. Belum lama ini, kepala badan intelijen Turki, Hakan Fidan, mengatakan, pasukan keamanan telah mendeportasikan lebih dari seribu jihadis dan 7000 dari mereka dilarang masuk Turki.
Tetapi meskipun ada klaim-klaim seperti itu, Idiz memperingatkan Ankara harus berusaha lebih keras untuk mengatasi kecurigaan fihak Barat yang semakin besar terhadap perilaku Turki ini.
Ankara diperkirakan akan mengalami tekanan lebih jauh untuk memperketat perbatasannya saat Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Davutoglu menghadiri pertemuan yang membahas perlawatan terhadap ISIS di London minggu depan.
Peningkatan kerjasama intelijen akan jadi isu utama dalam pertemuan itu.
Sementara pejabat Turki menampik pernyataan bahwa mereka membiarkan Boumedienne bebas, sekutu-sekutu Barat akan terus mempertanyakan komitmen Turki pada usaha perlawanan mereka terhadap ISIS.
Namun pengamat juga menambahkan, meskipun mitra-mitra NATO Turki punya keragu-raguan, namun mereka juga sadar bahwa Turki yang memiliki perbatasan sepanjang 900 kilometer dengan Suriah, berperan penting dalam perang melawan jihadis ini.