Perancis telah menandatangani persetujuan untuk mengembalikan kepada Korea Selatan koleksi naskah kuno yang bersejarah yang diambil dari Korea pada abad XIX.
Perancis akan mengalihkan hampir 300 jilid naskah kuno tersebut kepada Seoul sebelum akhir Mei. Persetujuan ini akan ditinjau kembali setiap lima tahun.
Seorang laksamana Perancis mengambil 297 buku dari perpustakaan Dinasti Joseon tahun 1866, sebagai pembalasan atas penindasan Korea terhadap misionaris Katolik Perancis. Mantan Presiden Perancis Mitterrand memberi satu set naskah kepada Korea Selatan tahun 1993 sebagai pinjaman jangka panjang. Sejak itu, Seoul telah menuntut pengembalian sisanya yang berjumlah 296.
Presiden Perancis Nicolas Sarkozy dan Presiden Korea Selatan Lee Myung-Bak, sepakat dalam KTT G-20 di Seoul bulan November lalu bahwa Perancis akan mengembalikan naskah tersebut ke Korea Selatan berdasarkan pinjaman yang dapat diperpanjang lagi.
Buku-buku tersebut, yang dinamakan di Korea, “Oegyujanggak,” menggambarkan upacara, protokol dan kegiatan rutin harian di istana pada masa Dinasti Joseon, yang berkuasa di Korea antara abad XIV dan abad XIX.