Perempuan Harus Berperan Aktif dalam Atasi Masalah Kesehatan Global

Dr Susan Blumenthal (berbaju biru paling kanan) adalah salah satu nara sumber pada acara talk show 'Women as Agent of Change' di Washington DC (1/6)

Dr Blumenthal menekankan pentingnya keikutsertaan perempuan baik sebagai penerima layanan kesehatan, penentu kebijakan hingga sebagai peneliti dalam mengatasi masalah kesehatan global.

Dr. Susan Blumenthal, Direktur Health and Medicine Program, Center for the Study of Presidency adalah salah satu nara sumber dalam acara talk show “Women as An Agent of Change”, yang diadakan KBRI Washington DC. Wartawan VOA Vina Mubtadi dan Dewi Sitompul mewawancarainya di kediaman Dubes RI di Washington DC, Kamis siang (1/6)

Vina Mubtadi: "Dr. Blumenthal, anda telah mendedikasikan lebih dari 20 tahun hidup anda pada kesehatan perempuan, apa yang membuat anda berfokus pada kesehatan perempuan?"

“Perempuan berperan penting dalam membuat keluarga, masyarakat dan negara yang sukses. Perempuan mewakili 50 persen dari seluruh populasi dan menjadi target dari 80 persen kebijakan kesehatan, sehingga menjaga kesehatan perempuan penting untuk membuat berbagai kemajuan dan kemakmuran berbagai bangsa.”

Vina Mubtadi: "Tadi anda menyebutkan pada era 80-an, perempuan tidak mendapat cukup perhatian dalam sistem pelayanan kesehatan, bagaimana kondisinya sekarang ini?"

“Tahun 1993 saya dan rekan-rekan saya bekerja dengan pemerintah Amerika dan sektor swasta untuk “mengungkapkan ketimpangan terkait kesehatan perempuan”, faktanya perempuan sebelumnya tidak tercakup dalam penelitian. Sehingga ketika kita mengajarkan cara pencegahan HIV/AIDS, pencegahan merokok atau mengurangi kolesterol, semuanya ditujukan bagi laki-laki. Padahal perempuan juga beresiko terkena penyakit jantung yang sama tetapi tidak tercakup dalam pelayanan kesehatan. Sekarang ini 50 persen kasus HIV/AIDS di seluruh dunia menimpa perempuan.

Vina Mubtadi: "Dari yang anda uraikan tadi kemajuan apa saja yang telah diperbuat dewasa ini dan apa yang telah dilakukan dalam mencapainya?"

“Ada berbagai kemajuan yang kita buat misalnya kita membuat peraturan kesehatan nasional dan pengobatan baru yang mencakup kesehatan perempuan, memastikan isu kesehatan perempuan dijadikan bahan penelitian, sehingga kita mengetahui apa dampak perbedaan jenis kelamin terhadap penyakit, juga dengan semakin membaiknya pengobatan HIV/AIDS, terjadi penurunan jumlah kematian akibat HIV/AIDS. Peraturan ini juga diadopsi di berbagai negara. Kita juga melihat turunnya angka kematian bayi dan ibu melahirkan dengan memberikan pendidikan kesehatan, tetapi masih saja, satu orang ibu meninggal setiap menit atau sekitar 500.000 kematian ibu di seluruh dunia akibat komplikasi kelahiran. Sebagai tambahan bagi setiap ibu yang meninggal, 20 kali dari jumlah itu menderita infeksi dan komplikasi saat melahirkan. Yang kesemuanya bisa dicegah. Dan sekitar 7 juta anak, kebanyakan perempuan meninggal akibat penyakit-penyakit yang bisa dicegah setiap tahunnya. Kita bisa mencegah banyak kematian ini dengan menerapkan pencegahan penyakit yang sederhana misalnya menyediakan alat persalinan yang memadai, penggunaan obat antibiotic, terapi untuk rehidrasi, kelambu untuk mencegah malaria, dan itulah yang dicanangkan Presiden Obama lewat Health Global Initiative program.”

Dewi Sitompul: "Bisakah anda menjelaskan sedikit mengenai Global Health Initiative ini?"

Ini adalah inisiatif bantuan sejumlah 63 Milyar dollar yang berfokus pada penyakit-penyakit mematikan didunia, seperti HIV/AIDS, malaria dan TBC dan penyakit tropis lainnya, tetapi inisiatif ini juga mencakup gizi, kesehatan ibu dan anak yang tentu saja terpusat pada kesehatan ibu dan remaja perempuan.

Dewi Sitompul: "Dalam presentasi tadi juga dibahas mengenai kebijakan kesehatan global. Bagaimana anda memastikan bahwa perempuan terutama mereka yang berada pada akar rumput juga terlibat dalam proses pembuatan kebijakan yang terkait dengan kesehatan mereka sendiri ?

“Dalam disain pembangunan kesehatan dimasa lalu, masyarakat jarang sekali dilibatkan dalam membuat kebijakan, tetapis seiring beralihnya pembangunan yang menjadi “country ownership” sehingga perempuan akan terlibat baik dalam disain maupun implementasi kebijakan tadi, baik dalam fungsinya sebagai penyedia pelayanan maupun praktisi kesehatan. Ini adalah fondasi utama dalam menemukan solusi bagi masalah kesehatan global. Dan kita harus memastikan baik dalam kebijakan kesehatan Amerika sendiri maupun dalam WHO dan organisasi-organisasi pembangunan kesehatan lainnya bahwa perempuan harus terlibat sebagai pengambil keputusan.”

Dewi Sitompul: "Terakhir, anda menyoroti pentingnya penelitian mengenai kesehatan perempuan, Apakah ada program khusus bagi periset perempuan?"

“Saya pikir riset sangat penting dan membangun kapasitas perempuan melakukan riset sebagai karirnya juga penting. Bulan Juni ini pemerintah akan melakukan konferensi mengenai keterlibatan perempuan dalam sains. Yang bertujuan membantu karir perempuan muda dan perempuan diseluruh dunia menjadi ilmuwan. Dan ini penting sekali seperti yang kita lihat perempuanlah yang membuat terobosan dengan mempertanyakan hubungan penyakit berdasarkan jenis kelamin, terapi hormon pengganti bagi mereka yang mengalami menopause. Jadi penting sekali melibatkan perempuan dibidang ini.”