Seorang perempuan telah ditunjuk sebagai ketua panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo.
Mantan atlet Olimpiade Seiko Hashimoto, Kamis (18/2), secara resmi terpilih menggantikan Yoshiro Mori yang berusia 83 tahun, yang dipaksa mengundurkan diri pekan lalu setelah mengeluarkan pernyataan-pernyataan bernuansa seksis tentang perempuan.
Keterpilihan Hashimoto merupakan terobosan besar di Jepang di mana perempuan jarang dilibatkan dalam dewan direksi atau dalam posisi berkuasa.
Hashimoto, 56, pernah menjabat sebagai menteri Olimpiade di kabinet Perdana Menteri Yoshihide Suga. Ia berkompetisi di tiga Olimpiade Musim Panas dalam cabang olahraga balap sepeda, dan di empat Olimpiade Musim Dingin dalam cabang olahraga speedskating.
Ia meraih medali perunggu pada tahun 1992 dalam lomba speedskating 1.500 meter. Tujuh penampilannya di Olimpiade merupakan yang terbanyak yang pernah dibukukan seorang atlet “multimusim'' sejak Olimpiade modern pertama digelar pada 1896.
BACA JUGA: Ketua Panitia Olimpiade Tokyo MundurMedia-media di Jepang mengatakan, Hashimoto memiliki banyak kaitan dengan Olimpiade. Ia lahir di Hokkaido, di Jepang Utara, hanya lima hari sebelum upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 1964.
Namanya, Seiko, berasal dari kata seika, yang dalam bahasa Inggris sering diterjemahkan sebagai api Olimpiade.
Menurut laporan yang beredar luas di Jepang, Hashimoto enggan untuk mengambil pekerjaan itu dan merupakan salah satu dari tiga kandidat terakhir yang dipertimbangkan oleh panitia seleksi yang dipimpin oleh Fujio Mitarai, 85, dari perusahaan kamera Canon.
Penunjukan perempuan merupakan terobosan signifikan untuk kesetaraan gender di Jepang, di mana perempuan kurang terwakili di pucuk-pucuk kepemimpinan. Jepang menempati peringkat 121 dari 153 negara pada peringkat tahunan kesetaraan gender Forum Ekonomi Dunia. [ab/uh]