Perlu Kerja Ekstra untuk Pembicaraan Reunifikasi Siprus yang Mandek

Warga Siprus keturunan Yunani dan Turki memegang slogan berbahasa Yunani, Turki, dan Inggris yang berbunyi “Solusi Sekarang” sambil berdiri di depan gerbang utama Istana Ledras, di dalam zona penyangga PBB, dimana utusan PBB akan menjadi tuan rumah dalam acara makan malam dengan para pemimpin rival Siprus yang terbelah di ibukota Sipurs, Nikosia hari Minggu, 2 April 2017 (foto: AP Photo/Petros Karadjias)

Agar pembicaraan reunifikasi yang mandek dapat dimulai kembali, para pemimpin Siprus yang terpecah secara etnis hari Minggu mengatakan dibutuhkan kerja lebih guna menyiapkan landasan pembicaraan.

Para pemimpin Siprus yang terpecah secara etnis hari Minggu mengatakan dibutuhkan kerja lebih guna menyiapkan landasan bagi dimulainya kembali pembicaraan reunifikasi yang mandek, walaupun mereka saling bertemu langsung untuk pertama kali setelah hampir dua bulan yang diharapkan akan menyingkirkan kebuntuan perundingan.

Presiden Siprus Yunani Nicos Anastasiades dan pemimpin Siprus Turki di pulau itu, Mustafa Akinci, mengatakan dalam pernyataan bersama bahwa Utusan PBB Espen Barth Eide akan terus menghubungi mereka berdua supaya perundingan berlanjut.

Kedua pemimpin mengatakan berdiskusi secara “terbuka dan konstruktif'' tentang penyebab mandeknya pembicaraan pada 16 Februari dan ide-ide bersama guna memajukan proses itu.

Siprus terpecah pada tahun 1974 ketika Turki menginvasi setelah kudeta oleh pendukung persatuan Yunani. Hanya Turki yang mengakui deklarasi kemerdekaan Siprus Turki ketika bagian utara Siprus itu memisahkan diri di utara dan Turki menempatkan lebih dari 35 ribu tentara di sana. [ka]